Komunikasi
A.
Pengertian dan
Arti Komunikasi
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata communis
ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu usaha
yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh
kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau
sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain.
Komunikasi
bukan cuma terkait dengan bagaimana cara menggunakan bahasa tapi sangat terkait
juga dalam menyampaikan pesan dalam bentuk yang lainnya seperti tatapan mata,
gesture tubuh, serta mungkin intonasi.
Komunikasi itu penting, semua orang tahu, karena ini merupakan basic instinct dari setiap makhluk hidup. Setiap makhluk punya cara komunikasi masing-masing, setiap manusia pun tak lepas dari cara dia melakukan komunikasi. Kita tak bisa membeda-bedakan bahasa, suku, adat, kebiasaan, tradisi maupun agama karena pada dasarnya berkomunikasi, menyampaikan pesan itu asal dilakukan dengan baik dan benar, serta dalam keadaan saling terbuka, fikiran jernih tanpa sentimen dan perasaan negatif, pasti maksud yang ingin disampaikan dapat diterima.
B.
Jenis dan Proses Komunikasi
Jenis-jenis Komunikasi, yaitu :
1. Komunikasi Intrapribadi :
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnyaberpikir.
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnyaberpikir.
2. Komunikasi Antarpribadi :
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yangmemungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.
3. Komunikasi Kelompok (Kecil) :
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4. Komunikasi Publik :
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khususmelakukan fungsi-fungsi tertentu.
5. Komunikasi Organisasi :
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6. Komunikasi Massa :
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikanpesan kepada
komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proseskomunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses
komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusiadan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
1. Penginterpretasian.
2. Penyandian.
3. Pengiriman.
4. Perjalanan.
5. Penerimaan.
6. Penyandian balik.
7. Penginterpretasian.
C.
Komunikasi yang
Efektif
Pengertian
Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif (effective communications) adalah komunikasi yang
tepat sasaran, berhasil guna, atau mencapai tujuan --menyampaikan informasi (to
inform), mengibur (to entertain), atau membujuk (to persuade). Barbara Brown
dalam "What is Effective Communication?" di laman Live Strong
menyebutkan, komunikasi efektif itu melibatkan kejelasan, perkataan langsung,
dan aktif mendengarkan (clear, direct speech, active listening). Komunikasi
adalah proses berbagi (sharing) informasi, pemikiran, dan perasaan antara
orangorang melalui pembicaraan (speaking), tulisan (writing), atau bahasa tubuh
(body languange). Komunikasi dikatakan efektif jika informasi, pemikiran, atau
pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga
menciptakan kesamaan persepsi, mengubah perilaku, atau mendapatkan informasi
(menjadi tahu/paham).
Komponen
Komunikasi Efektif
Encoding
Komunikasi efektif
diawali dengan encoding atau penetapan kode atau simbol yang memungkinkan pesan
tersampaikan secara jelas dan dapat diterima serta dipahami dengan baik oleh
komunikan (penerima pesan).
Decoding
Decoding, komponen
penting lainnya dalam komunikasi efektif, yaitu kemampuan penerima memahami
pesan yang diterimanya. Karenanya, dalam komunikasi efektif, pemahaman tentang
audiens sangat penting guna menentukan metode penyampaian dan gaya bahasa yang
cocok dengan mereka.
Konteks (Context)
Konteks komunikasi
yaitu konteks komunikasi yaitu ruang, tempat, dan kepada siapa kita melakukan
komunikasi. Konteks komunikasi juga mengacu kepada level komunikasi --
komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (grup), komunikasi organisasi,
komunikasi massa. Konteks komunikasi mempertimbangkan usia, wilayah, jenis
kelamin, dan kemampuan
Gangguan/Hambatan (Interference)
Emosi bisa
mengganggu terjadinya komunikasi efektif. Jika komunikator marah, kemampuannya
mengirimkan pesan efektif mungkin berpengaruh negatif. Begitu juga jika
komunikan dalam keadaan kecewa atau tidak setuju dengan komunikator, mungkin
dia mendengar sesuatu yang berbeda.
Pikiran Terbuka
(Be Open-minded)
Pikiran tebuka
meurpakan komponen penting lain dalam komunikasi efektif. Jangan terburu
menilai atau mengkritisi ucapan orang lain. Kita harus mengedepankan respek,
menghargai pendapat atau pandangan orang lain, juga menujukkan empati dengan
berusaha memahami situsai atau masalah dari perspektif orang lain.
Mendengar Aktif
(Active Listening)
Menjadi pendengar
yang baik dan aktif akan meningkatkan pemahaman atas pemikiran dan perasaan
orang lain. Tunjukkan bahwa kita fokus mendengarkan ucapan orang lain, misalnya
dengan menganggukkan kepala dan membuat "indikasi verbal" bahwa kita
setuju dengan mengatakan --misalnya-- "oh...". Jangan menginterupsi
pembicaraan orang lain. Ini akan mengganggu kelancaran obrolan. Refleksi
(Reflection)Pastikan bahwa kita mengerti ucapan orang lain dengan
"konfirmasi", yaitu meringkas pesan utama yang disampaikan orang
lain. Kita bisa mengulang yang diucapkan orang lain, sekaligus
"klarifikasi" bahwa maksud perkatannya "begini" dan
"begitu".
Kepemimpinan
A.
Teori dan Arti Kepemimpinan
TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Sifat
Teori ini
bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan
oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas
dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang
pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan
kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai
sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal
yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah:
– pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,
obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan;
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
– sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif;
– kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori
sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif,
tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas
kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita
renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai
berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan
oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
2. Teori Perilaku
Dasar pemikiran
teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika
melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam
hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
a.
konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang
pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri ramah
tamah,mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Di
samping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
mementingkan tugas organisasi.
b.
berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin
yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan
atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan
serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan
perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan
penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan
penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
3.
Teori Situasional
Keberhasilan
seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
ARTI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan atau Leadership adalah
suatu cara untuk mempengaruhi dan memotivasi orang lain, bawahan atau kelompok
untuk saling bekerja sama dalam upaya mencapai suatu tujuan bersama tanpa
adanya unsur paksaan. Dalam pengertian diatas dapat di ambil 4 poin inti dalam
kepemimpinan, yaitu :
1. kepemimpinan merupakan sebuah proses
2. kepemimpinan melibatkan pengaruh
3. kepemimpinan muncul di dalam kelompok
4. kepemimpinan melibatkan tujuan bersama
Kepemimpinan sangat penting
dalam suatu organisasi, karena kepemimpinan merupakan faktor kunci dalam
suksesnya suatu organisasi atau manajemen. Kepemimpinan itu ada di dalam diri
pemimpin. Suatu organisasi akan menjadi buta dan tidak memiliki arah jika tidak
ada unsur kepemimpinan dalam organisasi tersebut.
Dalam Kepemimpinan terdapat
Pemimpin dan Pimpinan dan jangan pernah menganggap sama antara keduanya.
Pimpinan : Orang
yang dipilih berdasarkan suatu seleksi dan tentunya dia tidak sepenuhnya
disukai oleh yang lainnya, biasanya pimpinan berorientasi pada hasil.
Pemimpin : Orang
yang dianggap mampu menjadi pedoman hidup atau panutan bagi orang lain, dan
tentunya dia disukai oleh banyak orang dan dipilih berdasarkan kepercayaan
serta berorientassi pada proses. Pemimpin harus berada satu langkah didepan
dari anggotanya.
Kepemimpinan sangat erat
hubungannya dengan kepercayaan. Membangun kepercayaan anggota atau bawahan itu
sangat sulit. Sehingga diperlukan bukti nyata ketika memimpin suatu organisasi.
Ketika kepercayaan menjauh tujuanpun akan menjauh, tapi jika kepercayaan dekat
dengan kita yakinlah tujuanpun semakin dekat dengan kita.
Ada sebuah kutipan dari
mantan Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla : “ Katakan yang akan dikerjakan,
Kerjakan yang dikatakan, dan Komunikasikan apa yang telah dikerjakan dan yang
tidak dikerjakan “. Tidak mustahil dengan membangun ketiga hal tersebut
kepercayaan akan lebih mudah terbina.
B. Tipologi
Komunikasi
1. Komunikasi
intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal
communication) adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau
tidak. Komunikasi interpersonal adalah
proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang
lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui
balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73)
2. Komunikasi
antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya suami-istri, dua sejawat, guru-murid.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif .
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya suami-istri, dua sejawat, guru-murid.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif .
3. Komunikasi
kelompok (kecil)
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.
4. Komunikasi publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.
5. Komunikasi
organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6. Komunikasi massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
C.
Faktor yang
Mempengaruhi Keberhasilan Pemimpin.
1. Moril
moril adalah keadaan jiwa dan emosi
seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk melaksanakan tugas dan akan
mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan maupun organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah :
1). kepemimpinan atasan.
2). kepercayaan dan keyakinan akan
kebenaran.
3). penghargaan atas penyelesaian
tugas.
4). solidaritas dan kebanggaan
organisasi.
5). pendidikan dan latihan.
6). kesejahteraan dan rekreasi.
7). kesempatan untuk mengembangkan
bakat.
8). struktur organisasi.
9). pengaruh dari luar.
2. Disiplin :
disiplin adalah ketaatan tanpa
ragu-ragu dan tulus ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta
peraturan yang berlaku. Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan
oleh disiplin pribadi.
Cara-cara untuk
memelihara dan meningkat disiplin :
1). Menetapkan
peraturan kedinasan secara jelas dan tegas.
2). Menentukan
tingkat dan ukuran kemampuan.
3). Bersikap loyal.
4). Menciptakan
kegiatan atas dasar persaingan yang sehat.
5). Menyelenggarakan
komunikasi secara terbuka.
6). Menghilangkan
hal-hal yang dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi.
7). Menganalisa
peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang
sudah tidak sesuai lagi.
8). Melaksanakan
reward and punishment.
3. Jiwa korsa
jiwa korsa adalah
loyalitas, kebanggan dan antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk
pimpinannya terhadap organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa
korsa yang tinggi, rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat
organisasi.
Ciri jiwa korsa yang
baik adalah :
1). Antusiasme dan
rasa kebanggan segenap anggota terhadap organisasinya.
2). Reputasi yang
baik terhadap organisasi lain.
3). Semangat
persaingan secara sehat dan bermutu.
4). Adanya kemauan
anggota untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan.
5). Kesediaan anggota
untuk saling menolong.
4. Kecakapan
kecakapan adalah kepandaian
melaksanakan tugas dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan
menggunakan tenaga dan sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan
tertib. Pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari
pendidikan, pelatihan, inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman
tugas. Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinannya agar
nampak seni kepemimpinannya dalam memimpin.
Sumber :
· http://elmubarok.blogspot.co.id/2009/12/faktor-yang-mempengaruhi-keberhasilan.html#sthash.ltVUCWZL.dpuf
. |