Kamis, 22 Mei 2014

Falsafah Pancasila Merujuk Pada Identitas Bangsa Indonesia



Identitas nasional berasal dari kata "national identity" yang dapat di artikan sebagai "kepribadian internasional" atau "jatidiri nasional". Identitasnasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa. Identitas bangsa indonesia akan berbeda dengan identitas bangsa Australia, bangsa Amerika dan bangsa lainnya. Identitas nasional itu terbentuk karena bangsa indonesia mempunyai pengalaman bersama, sejarah yang yang sama, dan penderitaan yang sama dan juga terbentuk melalui adanyta saling kerjasama antara kelompok yang satu denga kelompok yang lain. Meskipun memiliki banyak perbedaan, namun keingina kuat diantara mereka untuk saling merekatkan kelompoknya dengan kelompok lain dapat juga membentuk identitas.

Sebagai bagian dari Indonesia, sudah sepatutnya kita bangga akan banga kita sendiri. Bagaimana tidak? Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alamnya, memiliki beragam suku, bahasa dan kebudayaan. Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia. Indoensia memiliki dua musim yang stabil musim panas dan hujan. Banyak turis asing yang berkata bahwa orang Indonesia ramah-ramah. Begitu termahsyurlah Indonesia di mata dunia. Untuk itu sudah sewajarnya sebagai bangsa yang baik kita harus mengetahui identitas nasional kita, dimana kita berada. Salah satu cara terbaik dalam  mengetahu identitas nasional adalah dengan cara membandingkan identitas bangsa sau dengan yan lain, itu bukan berarti kita harus bersikap etnosentrisme namun lebih kepada kabalisme, penekanan yang terlampau berlebihan pada keunikan serta eksklusivitas yang ekstorik, karena tidak ada satu bangsapun di dunia ini yang mutlak berbeda dengan bangsa lain (Darmaputra, 1988: 1).

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia. Moto nasional Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal” atau “kesatuan dalam keragaman”. Hal ini diciptakan oleh para pemimpin Republik yang baru diproklamasikan pada tahun 1945 dan tantangan politik adalah sebagai benar mencerminkan hari ini seperti yang lebih dari 50 tahun yang lalu. Karena meskipun setengah abad menjadi bagian dari Indonesia yang merdeka telah menimbulkan perasaan yang kuat tentang identitas nasional di lebih dari 13.000 pulau-pulau yang membentuk kepulauan, banyak kekuatan lain yang masih menarik negara terpisah. Deklarasi kemerdekaan mengikuti proses yang lambat penjajahan Belanda yang dimulai pada abad ke-17 dengan penciptaan VOC Belanda.

Menghadapi identitas nasional Bangsa Indonesia sendiri masih kesulitan dalam menghadapi masalah bagaimana untuk menyatukan negara yang mempunyai lebih dari 250 kelompok etnis, yang memiliki pengalaman dari Belanda bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Sukarno, yang menjadi presiden pertama dari Republik, adalah seorang nasionalis tertinggi. Dialah yang menciptakan ideologi nasional Indonesia Pancasila dirancang untuk mempromosikan toleransi di antara berbagai agama dan kelompok-kelompok ideologis. Penyebaran bahasa nasional – Bahasa Indonesia – juga membantu menyatukan multi-bahasa penduduk.

Untuk itu kita perlu mengulas lebih dalam, apa yang menjadi dasar negara kita sehingga kita dapat mengacunya dan memposisikan identitas bangsa kita sesuai dengan dasar negara yang telah dibuat oleh para pendiri bangsa. Pada siding BPUPKI tercetuslah dasar negara bangsa Indonesia, yaitu pancasila. Pancasila merupakan konsep adaptif filsafat Barat. Hal ini merujuk pidato Sukarno di BPUPKI dan banyak pendiri bangsa merupakan alumni Universitas di Eropa, di mana filsafat barat merupakan salah satu materi kuliah mereka. Pancasila terinspirasi konsep humanisme, rasionalisme, universalisme, sosiodemokrasi, sosialisme Jerman, demokrasi parlementer, dan nasionalisme. Filsafat Pancasila kemudian dikembangkan oleh Sukarno sejak 1955 sampai berakhirnya kekuasaannya (1965). Pada saat itu Sukarno selalu menyatakan bahwa Pancasila merupakan filsafat asli Indonesia yang diambil dari budaya dan tradisi Indonesia dan akulturasi budaya India (Hindu-Budha), Barat (Kristen), dan Arab (Islam). Menurut Sukarno “Ketuhanan” adalah asli berasal dari Indonesia, “Keadilan Soasial” terinspirasi dari konsep Ratu Adil. Sukarno tidak pernah menyinggung atau mempropagandakan “Persatuan”.

Bangsa Indonesia yang majemuk ini dikenal sebagai bangsa yang santun, ramah, selalu menghormati orang lain,  selalu menjaga perasaan orang, berunggah-ungguh, mementingkan nama baik atau kehormatannya daripada sekedar harta kekayaan, pemaaf, dan sifat-sifat mulia lainnya. Karakteristik seperti itu telah dikenal lama dan bahkan telah menjadi identitas bangsa Indonesia. Sifat-sifat  mulia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia juga dikenal di negeri orang.  Jama’ah haji  misalnya, mereka yang datang  dari  Indonesia    dikenal ramah, santun,  dan selalu mengalah. Mengalah bukan berarti kalah. Sikap seperti  itu  diambil  hanya semata-mata  dimaksudkan  agar tidak menganggu dan atau untuk menghormat orang lain. Tidak pernah terdengar bahwa juama’ah haji Indonesia berebut tempat, marah, dan apalagi bertengkar tatkala berada di tanah suci.

Tatkala akhir-akhir ini bangsa Indonesia ditimpa oleh kasus-kasus korupsi, sebenarnya penyakit masyarakat itu juga bukan miliknya sendiri. Dalam sejarah, tidak pernah ada pemimpin bangsa ini yang menyimpangkan uang negara. Raja-raja yang pernah memerintah di negeri ini,  dahulu runtuh bukan oleh karena korupsi. Munculnya kasus-kasus penyimpangan uang negara adalah merupakan gejala baru pada akhir-akhir ini. Bangsa Indonesia bukan bangsa yang suka mengambil hak orang lain dan apalagi harta itu adalah milik negara.

Simbol, lambang-lambang, dan filsafat hidup bangsa Indonesia menggambarkan kehidupan yang  sangat mulia. Sekalipun bangsa ini terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, agama dan lain-lain, selalu mencita-ciotakan terwujudnya  persatuan dan kesatuan yang kokoh. Terkait dengan itu,  semboyan yang dikembangkan,  dan bahkan telah menjadi kebanggaan  bangsa ini adalah Bhimneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Selain itu warna yang dipilih sebagai identitas, ialah merah putih. Dua warna itu memiliki makna yang amat mulia,  ialah   berani tetapi benar. Keberanian bangsa Indonesia itu  tumbuh dan bangkit oleh karena membela kebenaran. Tidak ada lambang-lambang lain yang bernuansa sebaliknya, yaitu  misalnya yang menggambarkan karakteristik bernilai dan berwajah rendah. Sifat-sifat menyimpang adalah bukan miliknya.

Dan pada era Soeharto Oleh Suharto filsafat Pancasila mengalami Indonesiasi. Melalui filsuf-filsuf yang disponsori Depdikbud, semua elemen Barat disingkirkan dan diganti interpretasinya dalam budaya Indonesia, sehingga menghasilkan “Pancasila truly Indonesia”. Semua sila dalam Pancasila adalah asli Indonesia dan Pancasila dijabarkan menjadi lebih rinci (butir-butir Pancasila). Filsuf Indonesia yang bekerja dan mempromosikan bahwa filsafat Pancasila adalah truly Indonesia antara lain Sunoto, R. Parmono, Gerson W. Bawengan, Wasito Poespoprodjo, Burhanuddin Salam, Bambang Daroeso, Paulus Wahana, Azhary, Suhadi, Kaelan, Moertono, Soerjanto Poespowardojo, dan Moerdiono.

Berdasarkan penjelasan diatas maka pengertian filsafat Pancasila secara umum adalah hasil berpikir/pemikiran yang sedalam-dalamnya dari bangsa Indonesia yang dianggap, dipercaya dan diyakini sebagai sesuatu (kenyataan, norma-norma, nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia. Kalau dibedakan anatara filsafat yang religius dan non religius, maka filsafat Pancasila tergolong filsafat yang religius. Ini berarti bahwa filsafat Pancasila dalam hal kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa (kebenaran religius) dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk kemampuan berpikirnya.

Kita tahu bahwa identitas nasional atau jatidiri nasional itu adalah jatidiri yang dimiliki warga negara dan suku bangsa dari suatu negara. Identitas nasional atau jatidiri nasional itu ada dalam interaksi, maka dapatlah kita katakan bahwa jatidiri itu diperlukan dalam interaksi. Karena didalam setiap interaksi para pelaku interaksi mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi tersebut para pelaku menjalankan peranan-peranannya sesuai dengan corak interaksi yang berlangsung. Maka dalam berinteraksi orang berpedoman pada kebudayaannya. Jika kebudayaan kita katakan bagian dari identitas nasional, maka kebudayaan itu juga dapat dijadikan pedoman bagi manusia untuk berbuat dan bertingkah laku.

Sumber : http://fakhriassyauqi-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-75521-Kewarganegaraan-Falsafah%20Pancasila%20Merujuk%20Pada%20Identitas%20Bangsa%20Indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar