Jumat, 25 April 2014

Asian Kung-Fu Generation : Band no 1 Se Asia Pasifik

Pernah dengar lagu Naruto yang judulnya Haruka Kanata ?
Nah, itu adalah salah satu lagu dari Band terkenal se-Asia Pasifik dari Jepang yang bernama

JRENG JRENG JRENG JRENG...


Walaupun namanya Asian Kung-Fu Generation tapi bukan dari China lho. tapi band ini asli dari negeri sakura, Jepang. Band yang terdiri dari 4 orang ini awalnya dibentuk oleh anggotanya yang masih bergabung dengan klub musik di kampus universitas kanton gakuin (salah satu universitas terkemuka di Yokohama)

Awal mula mereka menamakan Asian Kung-Fu Generation itu tidak sengaja. ketika  Masafumi Gotō (Vokalis) sedang menganggur karena tidak diterima ujian masuk universitas, Gotō berniat mendirikan band. Ketika melihat film Bruce Lee, ia mendapat ide untuk memasukkan kata "Kungfu" ke dalam nama grup musik yang akan dibentuknya. Ia juga ingin nama bandnya terdiri dari 3 kata dari bahasa Inggris seperti halnya nama grup thee michelle gun elephant yang dianggapnya bagus.

Setelah lulus kuliah, mereka meneruskan karier bermusik sambil semua anggotanya bekerja sebagai pegawai. Dengan uang sendiri, mereka merekam album The Time Past and I Couldn't See You Again pada tahun 2000. Lirik dari keenam lagu yang ada di dalamnya semua dalam bahasa Inggris. Album tersebut mereka jual sambil berpentas di rumah pertunjukan, dan lewat situs web.

Pada tahun 2001, mereka menyelenggarakan acara bernama "YMD" Bayside Future di klub Club 24, Yokohama. Sementara itu, mereka juga menulis lagu pertama dengan lirik bahasa Jepang. Setelah selesai, lagu tersebut diberi judul Konayuki, dan rekamannya dikirim ke sejumlah radio FM yang memiliki acara lagu indie. Pada akhirnya, lagu Asian Kung-Fu Generation untuk pertama kalinya berhasil diputar di radio. Pada waktu itu, stasiun radio FM yang mau memutarnya adalah FM Yokohama. Masih pada tahun yang sama, mereka merekam lagu-lagu berlirik bahasa Jepang, dan dikemas album indie kedua berjudul I'm Standing Here. Seperti halnya album pertama, biaya rekaman album ini pun semuanya ditanggung mereka.

Pertunjukan mereka di rumah pertunjukan (live house) di Yokohama semakin ramai dengan penonton. Sejak itu pula mereka mulai berpentas di berbagai rumah pertunjukan di distrik Shibuya, Shimokitazawa, dan Kichijōji[2], Tokyo.

Mereka pun semakin terkenal hingga ke penjuru jepang, bagaikan lambang matahari bendera Jepang yang memancarkan cahayanya ke semua arah. semua orang yang menyukai jenis lagu Rock pasti akan terbawa dengan alunan musik yang mudah dihafal dan enak didengar. Penggemar mereka menyingkat nama grup ini sebagai Ajikan. Mereka berada di bawah perusahaan rekaman Ki/oon Records. Musik yang dimainkan mereka disebut rock genre Shimokita Kei yang berawal dari rumah pertunjukan di kawasan Shimokitazawa, Tokyo.

Berkat sejumlah lagunya dijadikan lagu anime seperti Naruto, Bleach dll. serta beberapa single albumnya memakai bahasa inggris, band ini semakin melebarkan sayapnya keluar Jepang, bahkan Album mereka juga dirilis di Taiwan dan Amerika Serikat.

Pada tahun 2013, Asian Kung-Fu Generation manjalankan tur ke Eropa pertama mereka, selama 3 hari dan 3 negara yang terdiri dari London (31 Mei), Paris (2 Juni) and Cologne (3 Juni). Pada bulan September, band ini merayakan ulang tahun ke-10 mereka sejak penandatanganan pada major label dengan menggelar konser khusus selama dua hari di Yokohama Stadium. Konser ini menyertakan band tamu dari the HIATUS, The Rentals, Straightener, dan Fujifabric. Pada bulan December, untuk merayakan ulang tahun ke-10 mereka, mereka akan memulai tur Asia pertama mereka, di Korea, Singapore, dan Taiwan bersama dengan Straightener (juga merayakan ulang tahun ke-10 mereka) dan band lokal dari masing-masing negara.


Anggota :
  • Masafumi Gotō (後藤正文 Gotō Masafumi) (vokal, gitar, pencipta lagu)

Tempat tanggal lahir: Shimada, Shizuoka, Prefektur Shizuoka, 2 Desember 1976.
Nama panggilan: Gotchi; status: menikah[1]
Pendidikan: Lulus Fakultas Ekonomi (ekstension) Universitas Kanto Gakuin
  • Kensuke Kita (喜多建介 Kita Kensuke?) (gitar, vokal, pemimpin)
Tempat tanggal lahir: Yokohama, 24 Januari 1977
Nama panggilan: Kitaken, Ken-chan, Kensui
Pendidikan: Lulus Fakultas Ekonomi Universitas Kanto Gakuin
  • Takahiro Yamada (山田貴洋 Yamada Takahiro?) (bass, vokal)

Tempat tanggal lahir: Fujinomiya, Prefektur Shizuoka, 19 Agustus 1977
Nama panggilan: Yama-chan, Yama-san
Pendidikan: Lulus Fakultas Sastra Universitas Kanto Gakuin
  • Kiyoshi Ijichi (伊地知潔 Ijichi Kiyoshi?) (drum)
Tempat tanggal lahir: Kamakura, Prefektur Kanagawa, 19 Agustus 1977
Nama panggilan: Kiyoshi, Kiyopon, Ijichi no Oyakata, Pīkan sensei
Pendidikan: Lulus Fakultas Teknik Universitas Kanto Gakuin
Dan ini beberapa lagu favorit saya yang bisa membuat diri saya dari stres menjadi percaya diri  :
AFTER DARK
 REWRITE
 FUJISAWA LOSER (lirik sub Indonesia)


 Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Asian_Kung-Fu_Generation

Kamis, 24 April 2014

Soeharto Dimata Mantan Perdana Menteri Malaysia

"SETIAP KALI BERJUMPA PAK HARTO, SAYA SELALU MERASA KAMI BERBICARA DARI HATI KE HATI"

Tun Dr. Mahathir Mohamad


Sebelum saya bertemu langsung dengan Presiden Soeharto, saya selalu mengikuti perkembangan dari berbagai kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahan beliau. Saya merencanakan apabila nanti diangkat menjadi Perdan   Menteri, maka kunjungan luar negeri saya yang pertama kali adalah kepada Presiden Soeharto. Dan itu terjadi setelah saya dilantik menjadi Perdana Menteri malaysia menggantikan Datuk Hussein On pada tahun 1981.
Kunjungan ini sangat berkesan. Saya disambut langsung oleh Presiden Soeharto di lapangan terbang dengan upacara kehormatan. Setelah itu saya satu mobil dengannya menuju kediaman untuk tamu negara di belakang Istana Merdeka. Pak Harto mengantar saya sampai ke kamar dan mengatakan apabila ada kekurangan bisa disampaikan kepada orang yang disiapkan untuk melayani.

Pertemuan ini menorehkan kenangan mendalam. Saya menilai Pak Harto sangat beradab dan mempunyai sifat-sifat baik. Orang Melayu menganut paham yang menghormati tamu. Saya melihat beliau betul-betul menghormati walaupun tamunya tidak memiliki jabatan yang setara, karena Pak Harto adalah seorang Presiden dan saya hanya perdana menteri.
Saya melihat setiap ucapan dan tindakan yang dilakukan Pak Harto benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin. Walaupun Pak Harto memiliki latar belakang sebagai tentara, ia tidak menunjukkan sikap yang sombong dan kalimat-kalimat yang keras. Bahasanya juga baik sekali.

DUKUNGAN DARI SEMUA PIHAK

Pak Harto adalah seorang yang tenang. Tindakan-tindakan dan keputusannya diambil dengan tenang. Pak Harto memerintah amat bijaksana dengan memahami masalah-masalah yang rumit dari sebuah negara besar dengan jumlah penduduk dua ratus juta orang yang berbeda kultur dan bahasa dan tinggal tersebar di kepulauan.
Pak Harto bisa mengawal keaadan. Tidaklah mudah bagi pemerintah mengawal keadaan sebuah negara yang baru dibentuk, seperti Indonesia yang baru merdeka dijajah Belanda, padahal sebelum itu Indonesia memiliki banyak kerajaan yang kadang-kadang saling bermusuhan. Pak harto juga mewarisi pemerintahan Soekarno yang memiliki banyak masalah pada masa itu —miskin dan tidak memiliki tujuan yang satu—. Namun Pak Harto mempunyai keyakinan dan percaya untuk mempertahankan kesatuan yang telah dibuat Bung Karno
 dan untuk melaksakannya Pak Harto mendapat dukungan semua pihak dari seluruh kepulauan di Indonesia
.
 Pak Harto adalah pemimpin yang memahami begitu banyak masalah, sehingga beliau bisa mengatasinya untuk kemudian membangun negara Indonesia dengan baik. Memang ada yang berpendapat bahwa Pemerintahan Pak Harto keras, tapi kami tidak melihat seperti itu, karen tidak mungkin suatu pemerintahan tidak berlaku tegas, dengan membiarkan sama sekali adanya masalah-masalah. Banyak negara yang merdeka pada waktu yang bersamaan, sampai sekarang tidak mengalami kemajuan apa-apa karena adanya civil war, perang saudara. Namun Pak Harto dapat mengawal sehingga Indonesia bisa menjadi sebuah negara yang jaya.

Kita tidak boleh membandingkan Indonesia dengan Malaysia. Indonesia adalah negara yang luas dengan banyak pulau, jumlah penduduk yang besar dengan suku-suku yang dimiliki. Sedangkan Malaysia adalah negara kecil sehingga lebih mudah kami mengurus sesuatu. Jadi kejayaan Pak Harto lebih besar dibandingkan kejayaan di Malaysia.
Melihat (membandingkan) Indonesia tidak bisa sama dengan melihat Malaysia. Sama halnya melihat Malaysia dengan Singapura, karena Singapura hanya sebuah bandar (kota). Dengan demikian, mengelola sebuah negara yang kecil lebih mudah dibandingkan mengelola sebuah negara yang besar. Pak Harto berjaya menyelesaikan permusuhan pada penghujung pemerintahan Bung Karno sehingga hal itu dapat dikurangi. Walaupun masih ada yang tidak setuju dengan Pak Harto, tetapi tidak menyebabkan pertikaian, dan Pak Harto bisa berbicara (menyelesaikan melalui pembicaraan-pembicaraan) dengan baik.
 MEREKA TAK INGIN NEGARA KITA MAJU
Setiap kali berjumpa Pak Harto, saya selalu merasa kami berbicara dari hati ke hati, berbincang sebagai sahabat. Masalah antara Indonesia dan Malaysia selalu ada tetapi masalah itu kecil-kecilan. Apabila ada masalah yang mengharuskan presiden dan perdana menteri turun tangan, maka selalu dibicarakan dengan baik sehingga masalah tidak menjadi besar dan membuat buruk hubungan kedua negara. Pak Harto menganggap Malaysia sebagai bangsa yang serumpun, begitu pula saya menempatkan Indonesia sebagai bangsa serumpun. Hanya karena sejarah yang membuat Indonesia dan Malaysia terpisahkan, namun sesungguhnya kedua bangsa berasal dari satu bangsa.
Dimana-mana, dalam hubungan dua negara selalu ada konflik. Secara geografis Malaysia berada di tengah-tengah di antara lima negara ASEAN. Dengan setiap negara, Malaysia memiliki masalah. Malaysia memiliki masalah dengan Thailand, Singapura, Philipina, Brunei Darussalam, dan Indonesia, tetapi yang paling mudah diselesaikan adalah dengan Indonesia. Jadi saya merasa berutang budi terhadap Indonesia dan Pak Harto.

Pandangan orang asing dari negara-negara barat terhadap saya dan Pak Harto, tidak begitu baik. Seolah-olah mereka tidak ingin melihat hubungan baik kedua negara ini. Oleh karena itu kami mendapatkan kecaman-kecaman, antara lain dengan merusakkan perekonomian kedua negara. Sebagai contoh, bagaimana mata uang Indoensia dan Malaysia dijatuhkan sehingga ekonomi menjadi rusak. Indonesia dan Malaysia memiliki masalah yang sama. Hanya saja sebagai negara yang kecil, masalah di Malaysia lebih mudah diselesaikan, berbeda dengan Indonesia yang memiliki masalah yang lebih kompleks. Sebab itu, Indonesia-Malaysia selalu berhubungan untuk menyelesaikan masalah bersama-sama.


PAK HARTO SENGAJA DIJATUHKAN

Tekanan terhadap Pak Harto amat berat pada saat terjadi krisis mata uang di tahun 1998. Pak Harto mengatakan dirinya tidak bisa tidur. Karena pada saat itu sudah maju sehingga akhirnya Pak   Harto menerima usulan IMF untuk campur tangan dalam penanganan keuangan dan ekonomi negara. Saya sangat sedih melihat gambar Michael Camdesus, Direktur IMF pada saat itu yang menunjukkan seolah-olah dia mendapat kekuasaan yang besar. Pak Harto tidak dapat menolak karena tekanan sangat besar. Saya tidak bisa melupakan peristiwa itu dan sangat sedih karenanya.
Ketika krisis ekonomi melanda Asia Tenggara, saat itu mata uang Malaysia juga jatuh lebih dari separtuhnya, dari RM 25 per US $ menjadi RM 5 per 1 US $. Sedangkan Indonesia jatuh dari Rp. 2.500 per 1 US $ menajdi Rp. 16.000 per 1 US $, sehingga menyebabkan Indonesia sangat miskin yang mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Semuanya menyalahkan Pak Harto, padahal kondisi itu terjadi bukan karena Pak Harto, sementara Malaysia juga sibuk mencari jalan keluarnya sendiri. Siapapun yang menghadapi masalah tersebut, pasti tidak akan bisa menyelesaikan. Apalagi pada waktu itu semua menyalahkan Pak Harto sehingga komnunikasi tidak bisa dilakukannya.
Saya berkesimpulan bahwa badai perekonomian yang melanda Asia Tenggara pada tahun 1998 itu memang dirancang untuk menjatuhkan pemerintahan Pak Harto. Sehartusnya Pak Harto yang telah memerintah dengan bijak dan berhasil membawa kemajuan bagi Indoensia dan ASEAN, tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu. Di ASEAN, Pak Harto memainkan peranan yang sangat penting. Para pemimpin negara ASEAN mendudukkan Pak Harto sebagai orang tua. Kejatuhan Pak Harto merupakan kerugian yang besar di Asia Tenggara karena beliau sangat dihormati oleh para pemimpin Asean lainnya.


LUKISAN WAYANG YANG ISTIMEWA
Saya dan Pak Harto selalu bertukar cendera mata setiap kali bertemu. Saya senang sekali ketika mendapat kenangan lukisan wayang kulit, ini tidak ada dimanapun, bagus sekali. Saya juga mengikuti cara Pak Harto yang menyimpan rapi semua kenanagan dari kepala-kepala negara sahabat di Museum Purna Bahakti Pertiwi. Hadiah-hadiah yang pernah saya terima bukanlah untuk diri sendiri, melainkan untuk seluruh rakyat Malaysia. Saya kumpulkan hadiah-hadiah tersebut dan meletakkanya di museum.
Kadangkala Pak Harto mengetengahkan peribahasan Jawa dalam pembicaraan empat mata. Kami tertawa bersama. Pask Harto senang makan gudeg, saya pun suka gudeg. Makan bersama pun sering dilakukan. Hubungan pribadi ini memberikan dampak positif kepada hubungan kedua negara. Pak Harto adalah seorang Presiden dari sebuah negara yang besar, tetapi dirinya tidak pernah lupa bahwa antara dua buah negara adalah serumpun bangsa sehingga tidak ingin bermusuhan. Saya merasa terhormat dapat diterima Pak Harto sebagai sahabat.
Setiap pemimpin memiliki kekurangan dan kelebihan, tetapi sebagai sebuah bangsa kita tidak boleh melupakan kejayaan yang telah berhasil dicapai oleh sebuah kepemimpinan. Bagaimana Pak Harto menempatkan Bung Karno sebagai tokoh proklamasi yang membawa Indonesia merdeka, itu tidak terlupakan. Begitu seharusnya yang diberlakukan terhadap Pak Harto.


KUNCI SUKSES PAK HARTO
Saya juga menyaksamai upaya Pak Harto mempertahankan Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai idiologi bangsa. Setiap negara memiliki nilai-nilai kebangsaan dan jatidiri yang harus dipertahankan. Malaysia mengikuti apa yang dilakukan Pak Harto, yakni dengan adanya rukun negara. Kami mencontoh Indonesia. Setiap negara memerlukan sebuah pegangan yang menjadikan kita semua memiliki komitmen yang sama terhadap pegangan itu, sehingga sebuah bangsa bisa bersatu dalam suatu negara.
Saya mengetahui beberapa hal yang menjadikan kunci sukses Pak Harto di dalam memimpin dan membangun Indonesia. Yaitu, Pak Harto memiliki ketegasan dan beliau sangat paham terhadap berbagai masalah dan hal-hal yang diperlukan oleh rakyat dan negara Indonesia. Memang ada pemimpin yang bisa tetapi tidak memahami keperluan negaranya. Sebagai contoh, mengenai demokrasi. Kita memerlukan demokrasi, tetapi demokrasi seperti di Barat tidak cocok untuk negara yang lain karena masing-masing negara memiliki kekhasan dan tidak dapat dipaksakan. Pak Harto amat memahami kebutuhan demokrasi di Indonesia. Itu sebabnya mengapa di bawah kepemimpinan Pak Harto, Indonesia bisa maju dari negara miskin menjadi negara berkembang.
[1]       Penuturan Tun Mahathir bin Mohamad sebagaimana dikutip dari Buku “Pak Harto The Untold Stories”, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002).

[2]       Dr. Tun Mahathir bin Mohamad lahir 20 Desember 1925 di Alor Star, Kedah. Bapak dari dua orang putra dan seorang putri ini rajin menulis artikel politik di Sunday Times. Artikel-artikel tersebut kemudian dibukukan dengan judul The Malay Dilemma. Mulai aktif di UMNO tahun 1964, Tun Mahathir menjadi Deputi Perdana Menteri pada 1974 setelah sebelumnya menjabat Menteri Perdagangan dan Industri Malaysia.  Ia menjadi Perdana Menteri Malaysia pada 1981-2003. Kini Dr. Tun Mahathir memimpin Perdana Leadership Foundation yang terletak di Putrajaya, Malaysia.

Catitan:
Mantan Menteri Penerangan Malaysia,Tan Sri Zainuddin Maidin telah menggantikan Tun Dr. Mahathir ke upacara pelancaran buku Pak Harto The Untold Stories pada 8 Jun 2011 di Jakarta dan catatan Tun Mahathir ini tersiar di blog Soeharto pada 30 Januari lalu.
 Sumber :  http://zamkata.blogspot.com/2013/02/tun-mahatrhir-pak-harto-sengaja.html

Kisah Perang : Menyusup Ke Malaysia


Foto : Presiden Soekarno sedang berjalan di depan pasukan RPKAD (Kopassus)


Antara tahun 1961-1966 meletus konfrontasi Indonesia dart Malaysia yang kemudian memicu konflik bersenjata di perbatasan baik berupa penyusupan pasukan gerilya maupun pasukan regular. Tapi karena konflik itu merupakan peperangan yang tidak diumumkan (undeclared war) infiltrant yang menyusup menggunakan nama sukarelawan meskipun sebagian besar di antaranya merupakan anggota ABRI/TNI. Turunnya anggota TNI itu merupakan langkah antisipasi mengingat musuh yang dihadapi merupakan tentara profesional bersenjata lengkap dan didukung oleh persenjataan modern mulai dari tank hingga pesawat tempur.

Konflik itu sendiri awalnya berlangsung di Kesultanan Brunei dan jauh dari masalah di dalam negeri Indonesia. Pada 8 Desember 1962 di Kesultanan Brunei Darussalam yang kaya minyak dan merupakan protektorat Kerajaan Inggris meletus pemberontakan bersenjata. Para pemberontak yang tidak puas secara ekonomi dan politik di Brunei berniat mendirikan negara merdeka, Negara Kesatuan Kalimantan Utara (NKKU).

Dalam upacara proklamasinya para petinggi NKKU yang berasal dari Partai Rakyat pimpinan Ahmad Azahari rupanya tidak hanya memberontak terhadap Kesultanan Brunei tapi juga tidak setuju terhadap upaya pembentukan negara federasi Malaysia. Sebuah negara federasi yang sedang direncanakan akan dibentuk di antara daerah-daerah yang selama ini menjadi jajahan Inggris di wilayah Asia Tenggara.

Aksi pemberontakan di Brunei yang dimotori oleh sayap militer Partai Rakyat, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) ternyata tidak berumur panjang. Pasalnya pemerintah Inggris segera turun tangan dengan mengirimkan pasukan Gurkha dari Singapura. Berkat kemampuan tempur Gurkha yang sangat teruji para pemberontak TNKU segera bisa ditumpas dan banyak di antara para pemberontak yang selamat lari masuk hutan di Kalimantan Utara.

Pemberontak yang berhasil menyusup ke hutan serta merta menggalang dukungan dari penduduk setempat yang secara geografis wilayahnya ada yang masuk ke Indonesia. Untuk menggalang dukungan, gerilyawan TNKU tidak lagi ingin meruntuhkan pemerintahan monarki Brunei melainkan menyerukan ketidaksetujuannya terhadap pembentukan negara federasi Malaysia. Perang gerilya pun makin berkecamuk dan pasukan Inggris yang sudah berhasil mengamankan Brunei merasa kewalahan ketika medan tempur meluas hingga wilayah Kalimantan Utara, Sabah, dan Sarawak.


Bung Karno marah

Ketika pemberontakan di Brunei meletus secara tiba-tiba Presiden Soekarno sebenarnya sempat berang karena secara terang-terangan Brunei menuduh Indonesia sebagai penggerak kaum pemberontak. Tuduhan itu cukup masuk akal karena pemimpin Par-tai Rakyat, Azahari pernah menjadi anggota TNI dan bertempur di Yogyakarta. Meskipun ketika meletus pemberontakan, Azahari sedang ke Filipina untuk mencari dukungan, dan pemberontakan dilakukan oleh TNKU, Brunei tetap bersikeras Indonesia memberikan dukungan. Apalagi sisa pasukan TNKU yang lari menyusup ke Kalimantan Utara terus melancarkan perang gerilya dan diyakini mendapat dukungan dari warga Indonesia yang bermukim di Kalimantan Utara.

Akibat serangan gerilya yang bertujuan menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia, pemerintah Malaysia yang saat itu berpusat di Kuala Lumpur juga turut melontarkan kecaman terhadap Indonesia. Presiden Soekarno pun makin meradang akibat kecaman yang berasal dari dua kubu itu.

Pemerintah Indonesia pada awalnya tidak secara terbuka menolak pembentukan negara Federasi Malaysia yang akan menggabungkan bekas jajahan Inggris seperti Singapura, Sabah, Sarawak, dan Brunei. Gagasan untuk pembentukan negara federasi itu sendiri awalnya berasal dari Perdana Menteri Persekutuan Tanah Melayu Tunku Abdul Rah-man yang dikemukakan di depan forum The Foreign Correspondents Association of South East Asia. Pemerintah Indonesia masih bersikap pasif karena sedang disibukkan dengan kampanye Trikora untuk membebaskan Irian Barat. Presiden Soekarno yang sedang menghadapi masalah ekonomi juga berusaha tetap menahan diri kendati keinginan untuk berkonfrontasi dengan Malaysia sudah naik ke ubun-ubun.

Namun sesudah beberapa bulan mendiamkan saja beragam kecaman yang diontarkan Kuala Lumpur, pada bulan April 1963 Bung Karno betul-betul tidak bisa menahan din. Di depan peserta yang menghadiri Konferensi Wartawan Asia Afrika yang berlangsung di Jakarta, Bung Karno terang-terangan menentang pembentukan negara Federasi Malaysia. Konfrontasi dengan Malaysia pun tak terelakkan dan seluruh kekuatan politik dan militer Indonesia segera diarahkan untuk mengempur Malaysia.

Militer Indonesia yang sebelumnya digelar untuk Operasi Trikora kembali disibukkan oleh perintah Bung Karno yang sangat tiba-tiba itu. Secara psikologis militer Indonesia bahkan tidak berharap terjadi perang karena musuh yang dihadapi, khususnya Inggris dan sekutunya sangat kuat. Tapi perintah pemimpin besar revolusi yang sedang emosional tetap harus dijalankan sebaik-baiknya.

Keadaan makin memanas karena pada tanggal 29 Agustus 1964 pembentukan negara Malaysia telah ditetapkan di Kuala Lumpur dan London. Pengumuman yang dilakukan secara mendadak dan sepihak itu sangat mengejutkan karena tim pencari fakta PBB yang terdiri dari sembilan negara belum sempat meyelesaikan tugasnya. Tim itu bahkan belum tiba di Kalimantan Utara tapi pengumuman berdirinya negara Malaysia ternyata telah berlangsung. Pengumuman itu bagi Presiden Soekarno yang pernah menghadiri KTT di Mania dan membicarakan tentang berdirinya negara Malaysia tidak hanya melanggar kesepakatan KTT tapi juga menghina pribadi Soekarno.

Dalam kesepakatan KTT di Mania, Soekarno tidak menghalangi pembentukan negara federasi Malaysia asalkan diadakan jajak pendapat terlebih dahulu terhadap masyarakat yang tinggal di Kalimantan Utara.
Menyikapi pengumuman pembentukan negara Malaysia yang bersifat melecehkan kedaulatan Indonesia itu, Soekarno dan kabinetnya segera menempuh jalur keras. Mereka mengemukakan pembentukan Malaysia melanggar tiga hal. Pertama, tidak demokratis, kedua bertentangan dengan KTT Manila, dan ketiga bertentangan dengan resolusi PBB mengenai dekolonisasi. Reaksi keras dan konfrontatif yang kemudian ditunjukkan oleh pemerintah Indonesia adalah tidak hanya sekedar merestui aksi penyusupan para sukarelawan masuk ke seberang perbatasan Malaysia. Tetapi secara terangterangan kekuatan pasukan ABRI mulai menampakkan dukungannya kepada perjuangan rakyat Kalimantan Utara. Aksi ganyang Malaysia pun tinggal menunggu hari.


Dwikora

Tindakan militer untuk menggempur Malaysia pun dikumandangkan oleh Soekarno di de-pan rapat raksasa di Jakarta pada 3 Mei 1964. Presiden Soekarno lalu mengumumkan perintah Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Poin pertama Dwikora adalah petinggi ketahanan revolusi Indonesia. Kedua, membantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah untuk menghancurkan Malaysia.
Komando tempur Dwikora dipercayakan kepada Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Omar Dhani yang menjabat sebagai Panglima Komando Siaga (KOGA). Sementara tugas yang dibebankan kepada KOGA adalah mempersiapkan operasi militer terhadap Malaysia. Sebagai Panglima KOGA, Omar Dhani bertanggung jawab langsung kepada Panglima Tertinggi ABRI/ KOTI, Presiden Soekarno. Tapi sebelum KOGA dibentuk, aksi penyusupan yang dilancarkan oleh sukarelawan Indonesia sudah berlangsung cukup lama.

Operasi penyusupan yang digelar Indonesia ke wilayah perbatasan Malaysia sesungguhnya merupakan operasi yang berbahaya karena musuh yang dihadapi merupakan pasukan reguler terlatih dan berpengalaman di berbagai medan perang. Militer Malaysia yang didukung Inggris dan negara-negara persemakmuran seperti Selandia Baru serta Australia tidak bisa dihadapi oleh pasukan gerilya yang menyamar dan mengunakan persenjataan terbatas. Gerilyawan Indonesia yang terdiri dari para sukarelawan bahkan harus menghadapi pasukan Gurkha dan SAS Inggris yang sudah sangat berpengalaman dalam pertempuran hutan. Selain itu, garis perbatasan Malaysia-Indonesia yang panjangnya sekitar 1.000 km juga tidak mungkin hanya diamankan oleh pasukan gerilya.

Kondisi itu mungkin tidak terpikirkan oleh Presiden Soekarno yang sedang bersemangat setelah sukses merebut Irian Barat lewat Trikora. Tapi bagi Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal Achmad Yani, situasi medan tempur di perbatasan itu sangat merisaukannya, kendati Angkatan Darat sudah mengirim Batalyon II RPKAD untuk mengamankan perbatasan. Letjen Ahmad Yani pun segera memanggil personel andalan RPKAD yang sukses memimpin perang gerilya di Irian Barat, Mayor Benny Moerdani. Tugas yang kemudian dibebankan kepada Benny adalah segera berangkat ke Kalimantan Utara dan mengorganisasi cara menangkal aksi penyusupan pasukan Inggris.


 Mayor Benny Moerdani

Karena tugas Benny merupakan misi rahasia dan setibanya di Kalimantan Utara tidak menggunakan identitas prajurit RPKAD, Benny yang berangkat langsung dari Cijantung hanya membawa tim kecil. Tujuan operasi penyusupan tim kecil Benny adalah mengamati rute-rute penyerbuan yang nantinya bisa dipakai oleh induk pasukannya. Kawasan yang pertama kali menjadi daerah operasi Benny dan timnya di Kalimantan Utara adalah sebuah dusun kecil yang berlokasi di seberang perbatasan Serawak-Kalimantan Barat. Setelah sesuai dengan sasaran yang diserbu oleh RPKAD dan satuan lainnya pasukan kecil Benny terus melaksanakan tugas secara berpindah-pindah.

Selama melaksanakan misi pengintaian dan penyusupan di perbatasan, Benny –meskipun pada saat itu ABRI sudah secara terang-terangan membantu gerilyawan TNKU, harus selalu melaksanakan taktik penyamaran Sesuai kebijakan yang diambil pimpinan ABRI masa itu, Benny memperoleh identitas baru sebagai seorang sukarelawan dan memakai seragam TNKU. Nama yang tertulis di kartu anggota TNKU tetap Moerdani, tapi dia dijadikan warga masyarakat Kalimantan Selatan, kelahiran Muarateweh, kota kecil yang berada di tepi Sungai Mahakam. Bersama personel TNKU yang dipimpinnya Benny kemudian mulai melancarkan perang gerilya terhadap pasukan Inggris. Pasukan TNKU yang berintikan prajurit RPKAD yang sudah berpengalaman tempur itu pun langsung menunjukkan prestasinya kendati musuh yang dihadapi merupakan pasukan khusus SAS.


Diplomasi Intelejen

Dalam suatu serangan penyergapan di pedalaman Kalimantan Timur yang berhutan lebat pasukan gerilya TNKU berhasil menawan satu orang musuh, menembak mati satu orang lagi, sementara dua musuh berhasil melarikan diri dan lobos karena.diselamatkan heli Inggris. Dad total musuh yang berjumlah empat orang, tim kecil bisa dipastikan anggota SAS yang sedang menyusup.


 Pasukan Khusus SAS Inggris





Peristiwa tertawannya satu anggota pasukan SAS itu segera disampaikan kepada Letjen Ahmad Yani. Karena merupakan peristiwa sangat penting, anggota SAS yang tertawan dan terluka cukup serius itu segera diperintahkan oleh Ahmad Yani untuk dikirim ke Jakarta guna kepentingan propaganda. Bukti adanya pasukan SAS yang tertawan jelas akan membuat pemerintah Inggris mengambil sikap terhadap kebijakan militernya di perbatasan Kalimantan-Malaysia.

Tapi karena kurangnya alat transportasi dan sarana kesehatan, anggota SAS yang tertawan ternyata sudah meninggal sebelum dikirim ke Jakarta. Mayat anggota SAS itu akhirnya terpaksa dikuburkan di tengah hutan Kalimantan dan hanya dog tag dan persenjataannya yang dikirim ke Jakarta sebagai barang bukti.

Pada pertengahan tahun 1964 konfrontasi Indonesia-Malaysia makin memuncak apalagi setelah pasukan TNI AU menerjunkan sekitar 100 pasukan ke wilayah Labis dan kemudian Johor. Aksi ini nyaris menyulut aksi balasan besar-besaran yang akan dilancarkan RAF dan AL Inggris. Jika pesawat-pesawat tempur RAF yang berpangkalan di Singapura sampai menyerang Jakarta, konflik Indonesia-Malaysia pasti berubah kepada kondisi yang sangat merugikan Indonesia.

Untuk mengatasi hal terburuk itu, Benny pun dipanggil pulang ke Jakarta pada bulan Agustus 1964. Untuk pulang ke Jakarta dari pedalaman Kalimantan bukan sesuatu yang mudah bagi Benny. Pasalnya is harus berjalan kaki selama empat hari ke kawasan Long Sembiling, lalu disusul melewati belasan jeram sebelum mencapai sungai besar yang menjadi sarana transportasi utama di Kalimantan. Setelah menyusuri sungai besar tersebut Benny pun akhirnya tiba di Tarakan dan selanjutnya terbang ke Jakarta.

Menyadari bahwa jika pasukan Inggris sampai mengerahkan seluruh kekuatannya akan berakibat fatal, pemerintah Indonesia pun segera melakukan penyempurnaan terhadap organisasi pertahanannya. Komando KOGA yang menurut Presiden Soekarno dianggap tidak bisa berjalan efektif kemudian diubah menjadi Komando Mandala Siaga (KOLAGA). Dalam struktur komando ini Omar Dhani tetap menjabat panglima namun kekuasaannya mulai berkurang karena wilayah komandonya dibatasi hanya di mandala Sumatra dan Kalimantan.

Kewenangan komando Omar Dhani semakin surut setelah pada 1 Januari 1965, Soekarno menunluk Mayjen Soeharto sebagi Wakil Panglima I Kolaga. Wibawa Omar Dhani pun makin merosot akibat kehadiran Soeharto yang telah sukses menggelar Operasi Trikora itu. Sebagai Wakil Panglima I Kolaga dan sekaligus Panglima Kostrad, Soeharto segera melaksanakan perjalanan di seluruh wilayah Kalimantan Utara dan Sumatra Utara. Dad semua wilayah yang dikunjungi sesuai perintah Dwikora akan dilaksanakan serangan besar-besaran terhadap Malaysia. Tapi Soeharto ternyata punya pertimbangan tersendiri terhadap perkembangan situasi yang kritis dari konflik Indonesia-Malaysia.

Pertimbangan Soeharto terhadap konflik yang makin memanas itu menjadi semakin realistis sejak munculnya gerakan G30S/PKI yang mengakibatkan korban sejumlah jenderal AD, salah satunya adalah Achmad Yani. Gerakan G30S/PKI yang berhasil ditumpas berkat ketegasan kepimpinan Soeharto itu makin membuat wibawanya naik daun. Beberapa minggu kemudian Omar Dhani yang dianggap terkait G30S/PKI diberhentikan dan Panglima Kolaga langsung diserahkan kepada Soeharto.

Tak lama kemudian disusul munculnya Supersemar 11 Maret 1966 yang berisi surat perintah penyerahan kekuasaan kepada Soeharto. Dengan modal kekuasaan dan wibawa yang dimilikinya Soeharto pun memaki kebijakan sendiri untuk mengatasi konfrontasi Indonesia -Malaysia. Secara diam-diam Soeharto kemudian membuka operasi rahasia yang bersifat khusus. Untuk melaksanakan operasi tersebut ternyata dipercayakan kepada Benny.

Tujuan operasi khusus itu sendiri ada dua target. Pertama, melakukan usaha penggalangan dengan para tokoh masyarakat dan partai-partai politik di Malaysia yang tidak mendukung pembentukan negara Malaysia. Melalui orang-orang yang mendukung itu, mereka akan dimanfaatkan untuk mendukung perjuangan Indonesia. Kedua, mengkaji secara mendalam kebenaran persepsi dan sikap formal pemerintah Indonesia yang beranggapan Indonesia memang telah dikepung oleh Nekolim Malaysia. Sementara sasaran inti operasi khusus adalah seluruh potensi yang anti federasi dan pro pemerintah Indonesia serta mereka yang kemungkinan menyetujui adanya gagasan untuk mengakhiri konfrontasi secara damai. Namun jika operasi khusus itu menemui kegagalan semua kekuatan militer Indonesia siapkan melakukan penghancuran fisik terhadap Malaysia.


Dari Thailand

Operasi khusus yang dipimpin oleh Benny tidak dilaksanakan langsung dari Indonesia melainkan dari daratan Thailand yang berada di lambung belakang Malaysia. Operasi itu terbagi dalam empat jenis, yakni operasi intelijen, operasi teritorial, operasi kantong, dan operasi ganyang. Operasi intelijen bertujuan mengumpulkan segala macam bahan-bahan intelijen, operasi teritorial bertujuan membantu rakyat setempat yang menentang pembentukan negara Malaysia, operasi kantong merupakan pemindahan pasukan ABRI dari perbatasan masuk ke daerah lawan secara clandestine, dan operasi ganyang merupakan aksi perongrongan oleh para gerilyawan di daerah lawan.

perasi khusus yang ditangani Benny ternyata lebih menonjol dan cenderung menyelesaikan konfrontasi Indonesia-Malaysia secara damai. Benny yang saat berada di Thailand menyamar sebagai petugas tiket Garuda, tugasnya tidak hanya secara diam-diam mengirimkan infiltrant lewat Thailand tapi membangun kontak dengan tokoh-tokoh Malaysia yang pro damai. Kontak pertama dengan tokoh Malaysia bernama Ghazali dilakukan Benny di Bangkok. Kehadiran Ghazali sendiri saat itu didampingi Des Alwi, tokoh nasionalis Indonesia yang terpaksa melarikan diri ke Malaysia karena menentang kepemimpinan Bung Karno. Dari dua orang yang ditemuinya itu, Benny yang sudah mendatangkan Ali Moertopo ke Bangkok, lalu membangun kontak lebih jauh lagi, yakni bertemu Menteri Pertahanan Malaysia, Tun Abdul Razak.

Des Alwi yang kemudian bertemu Abdul Razak ternyata mendapat sambutan positif karena Menhan Malaysia ini ternyata menginginkan penyelesaian secara damai. Berbeda dibandingkan PM Malaysia Tunku Abdul Rah-man yang masih menginginkan konfrontasi. Des Alwi juga menekankan keinginan penyelesaian secara damai itu bukan datang dari Soekarno melainkan dari Soeharto yang juga menjabat Panglima Kostrad. Kepercayaan Razak makin mantap karena sepengetahuannya Kostrad tidak begitu antusias mengganyang Malaysia. Itu bisa dilihat dari sedikitnya personel Kostrad yang berhasil ditawan Malaysia. Dengan unsur “tidak begitu dendam” terhadap Kostrad, Razak kemudian bersedia untuk segera bertemu Benny.

Tak lama kemudian pertemuan Benny dan Razak berlangsung di Bangkok. Hasil pertemuan untuk penyelesaian secara damai bahkan makin maju karena Razak yang begitu antusias malah mengundang Benny untuk datang ke Kuala Lumpur.

Ketika perundingan damai antara Benny dan Menlu Razak makin mengalami kemajuan, pertempuran di perbatasan masih berlangsung sengit. Baik politisi dan petinggi militer Malaysia maupun Indonesia hanya sedikit yang mengetahui upaya penyelesaian damai itu. Benny sendiri ketika berkunjung ke Malaysia melakukannya secara rahasia. Agar tidak mengundang kecurigaan para petugas intelijen Inggris yang banyak berkeliaran di Malaysia, Benny mempergunakan dokumen perjalanan Malaysia. Misi Benny sukses selain bertemu Razak, dia juga sempat mengunjungi tahanan asal Indonesia dan memproses administrasi untuk memulangkan mereka kelak. Benny bahkan bisa menyiapkan safe house di Kuala Lumpur untuk lokasi perundingan-perundingan selanjutnya.

Tim operasi khusus yang kemudian memungkinkan pejabat Indonesia bisa berkunjung ke Kuala Lumpur untuk berunding bahkan menjadi lebih lengkap. Tidak hanya Benny, tapi anggota tim utama lainnya seperti bos Benny, Ali Moertopo, Daan Mogot, dan Willy Pesik juga hadir. Kedatangan tim secara rahasia itu bahkan sempat menggemparkan Malaysia. Pasalnya, kendati tim Benny datang dengan memakai dokumen perjalanan Malaysia, secara tak sengaja mereka mengisi kolom formulir imigrasi sehingga petugas imigrasi tahu adanya orang yang menyelundup ke Kuala Lumpur.

Menteri Dalam Negeri Malaysia Tun Ismail menjadi berang karena merasa tidak diberi tahu, tapi mujur Abdul Razak bisa menjernihkan kehebohan itu. Meskipun Mendagri Ismail sempat berang, kontak Razak dan tim Benny serta All Moertopo yang berada di Jakarta ternyata masih bisa berjalan secara rahasia. Pihak Inggris dan PM Malaysia yang sengaja tidak diberi tahu mengenai upaya damai ternyata diam-diam, saja seperti tidak tahu sama sekali. Sebaliknya di Indonesia, Bung Karno yang sudah mencium upaya damai itu malah tampak tenangtenang dan menilai Benny sedang belajar jadi seorang diplomat.

Puncak dari operasi rahasia adalah ketika sebuah Hercules TNI AU pada 25 Mei 1966 terbang secara rahasia dari Jakarta menuju Kuala Lumpur. Hercules yang mengangkut sejumlah perwira tinggi ABRI untuk perdamaian itu akan mendarat di Bandar Udara Subang, Kuala Lumpur, dan selanjutnya meneruskan perjalanan menuju Alor Setar, ibukota negara bagian Kedah untuk mengawali pembicaraan dengan PM Malaysia Tunku Abdul Rahman. Yang unik Tunku Abdul Rahman saat itu tidak mempercayai Razak bahwa akan datang tim perdamaian dari Indonesia. Namun demikian, Tunku Rahman tetap terbang menuju Alor Setar. Sebaliknya ketika Tunku sudah terbang, Abdul Razak mulai was-was karena Hercules TNI AU yang ditunggutunggu tidak segera tiba.


Misi Damai

Ketegangan dalam menunggu kedatangan Hercules makin diperburuk karena adanya gangguan komunikasi radio dan dugaan jangan-jangan Hercules misi damai itu telah ditembak jatuh Inggris. Kendati merupakan penerbangan untuk misi damai, rute yang dilalui Hercules tetap melalui kawasan udara yang menjadi kawasan patroli bagi pesawat-pesawat tempur RAF. Setelah diketahui bahwa gangguan komunikasi radio disebabkan gelombang radio di Subang sedang diganti frekuensinya, Razak dan timnya akhirnya hanya bisa menunggu. Tapi Razak tetap masih menunjukkan kegelisahannya karena terlanjur mengirim sebuah pesawat terbang dengan harapan bisa memandu Hercules. Pesawat yang dikirim Razak ini juga tetap saja rentan terhadap sergapan pesawat tempur Inggris.


 Pesawat Hercules TNI-AU


Hercules misi damai yang dipiloti Komodor Susanto akhirnya bisa mendarat dengan selamat di Kuala Lumpur. Setelah mengadakan perundingan dengan Razak dan sukses, tim sepakat melanjutkan perundingan dengan Tunku di Alor Setar. Tapi mendaratnya pesawat militer Indonesia di Kuala Lumpur dengan misi rahasia ternyata membuat perwakilan Inggris marah besar. RAF bahkan mengancam akan menembak jatuh Hercules yang melanjutkan perjalanan ke Kedah karena pasti melintasi ruang udara Butterworth. Penang, tempat pangkalan militer Inggris. Sementara delegasi Indonesia juga tak mungkin meninggalkan Hercules TNI AU karena pasti akan disabot oleh Inggris. Untuk mengatasi kendala itu sejumlah pejabat pen-ting Malaysia memutuskan masuk Hercules sehingga membuat RAF kebingungan.
Mereka tidak mungkin menembak jatuh Hercules yang berisi para pejabat penting Malaysia. Penerbangan ke Kedah pun berlangsung dalam suasana penuh ketegangan. Suasana bersahabat baru muncul setelah rombongan tiba di rumah peristirahatan Tunku Rahman. Kehadiran Benny yang cukup dikenal Tunku lewat Razak bahkan makin memperlancar pertemuan.

Hasil perundingan sukses dan pada 27 Mei, tim perdamaian Indonesia sudah bisa pulang ke Jakarta. Tindak lanjut dari pertemuan dengan Tunku Rah-man adalah perundingan Abdul Razak dengan Menlu Adam Malik di Bangkok dan langsung menghasilkan rumusan mengenai penyelesaian konfrontasi secara damai. Tapi sikap Adam Malik yang menerima begitu saja setiap usulan Malaysia sempat membuat Bung Karno dan unsur dari ABRI kecewa, sehinggga peran Adam Malik diserahkan kepada Soeharto. Di tangan Soeharto bola penyelesaian damai seolah menemukan penyerang yang tinggal mengegolkan ke gawang.


 Jakarta Accord


Pada 11 Agustus 1966, piagam yang dikenal sebagai Jakarta Accord berisikan persetujuan untuk menormalisasi hubungan Indonesia-Malaysia disepakati. Konfrontasi yang telah menelan korban jiwa dan harta pun bisa diakhiri dengan memuaskan dan menghindarkan dari perang yang makin meluas hingga ke Sumatra dan Jawa. Setelah perdamaian bisa diwujudkan, Benny ternyata masih bertahan di Kuala Lumpur. Prajurit komando itu tidak lagi bertugas menggalang pasukan gerilyawan tapi bertugas memulihkan kembali persahabatan antara kedua Bangsa baik secara diplomatik maupun sebagai saudara serumpun.

sumber : sejarahperang.com

Sejarah Proklamasi Indonesia yang tidak Pernah Diungkapkan

Basyral Hamidy Harahap
Pengantar dari penulis:

Artikel ini dimuat oleh Harian KOMPAS edisi 16 Agustus 2001, halaman 28 kolom 1 s.d. 9 yang disalin kembali seperti di bawah ini dengan koreksi nama Shigetada Nishijima yang di KOMPAS tertulis Sigetada Nishijima. 

SAYA merasa beruntung mendapat peluang mewawancarai satu-satunya saksi hidup peristiwa bersejarah perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dia adalah Shigetada Nishijima (90), yang kini hidup bersama isterinya di suatu apartemen di Tokyo. Pertemuan kami berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang kental. Ini merupakan wawancara saya yang kedua dengan Nishijima. Pertama, pada bulan November 1990 di kediaman Nu. Adam Malik di Jalan Diponegoro 29, Jakarta Pusat. Kedua, tanggal 10 Oktober 2000 di Meguro-ku, Tokyo.

PERTEMUAN itu diatur beberapa hari sebelumnya. Kedatangan saya diterima dalam suasana kekeluargaan yang hangat oleh Shigetada Nishijima dan Hideki Nishijima, puteranya kelahiran Bandung. Ketika itu Ny. Nishijima sedang sakit.

Berbincang-bincang selama satu jam penuh dengan tokoh seperti Shigetada Nishijima, merupakan suatu kehormatan bagi saya. Nishijima telah menyediakan sjumlah bahan-bahan wawancara. Nishjima memperlihatkan beberapa dokumen penting, antara lain empat halaman surat Mr. Ahmad Subarjo bertanggal 18 Oktober 1954, sepucuk surat Adam Malik, surat asli Bung Hatta bersama amplopnya yang masih berperangko. Nishijima menyerahkan dokumen-dokumen tersebut kepada saya. Sebuah naskah memoarnya dalam bahasa Jepang menjadi rujukan dalam wawancara itu.

Nishijima adalah pribadi yang menarik. Dia seorang yang periang, ingatannya masih cerelang, suaranya lantang, fasih berbahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda. Sebelum pendudukan Jepang, Nishijima tinggal di Jakarta, kemudian pindah ke Bandung sebagai pegawai di Toko Jepang, Chiyoda. Karena pergaulannya yang erat dengan para pemuda pejuang Indonesia menjelang pendudukan Jepang, pemerintah colonial Belanda menangkap Nishijima. Dia mendekam di kamp tahanan politik berpenghuni kira-kira 500 orang di Garut. Di antara tahanan itu ada Adam Malik, Asmara Hadi, S.K. Trimurti, dan lain-lain.


 Laksamana Tadashi Maeda

Pada masa pendudukan Jepang, Nishijima adalah tangan kanan sekaligus penerjemah bagi Laksamana Tadashi Maeda. Menjelang proklamasi kemerdekaan, Nishijima banyak membantu para pemuda, antara lain Adam Malik, Sukarni, Chairul Saleh, Elkana Lumban Tobing, B.M. Diah, Wikana, Pandu, dan lain-lain.

Wawancara dengan Nishijima saya fokuskan pada peristiwa perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945 malam di kediaman Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol 1, Jakarta Pusat sekarang.

Laksamana Tadashi Maeda dan Shigetada Nishijima telah sepakat, bertekad bulat untuk tidak menceritakan kepada Sekutu tentang keterlibatan mereka dalam perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia itu. Alasannya antara lain untuk melindungi nama baik Republik Indonesia. Terlebih, Sekutu sudah mencium keterlibatan pihak Jepang. Sekutu menuduh bahwa Proklamasi itu adalah rekayasa pihak Jepang. Di bawah ini beberapa petikan wawancara dengan Shigetada Nishijima, sebagai berikut:

Tanya (T): Pak Nishijima, bagaimana sikap Laksamana Tadashi Maeda dan Pak Nishijima sendiri menghadapi tuduhan Sekutu tentang keterlibatan pihak Jepang dalam perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 16 Agustus 1945?

Jawab (J): Terus terang, Laksamana Muda T. Maeda dan saya berusaha sekeras-kerasnya untuk menjaga nama baik Republik Indonesia, agar jangan sampai Belanda bias mengecap RI itu sebagai bikinan Jepang. Pada akhir bulan Desember 1946, E.S. Pohan sebagai war crime's suspect, dipindahkan dari salah satu tempat ke penjara Gang Tengah. Dia dimasukkan ke double sel yang tadinya ditempati Tuan T. Maeda. Kemudian Tuan T. Maeda dipindahkan ke dalam sel saya. Memang ini adalah kesalahan dari pihak pengurus penjara. Karena Tuan T. Maeda dan saya masih belum diperiksa mengenai rapat dan kejadian di rumah Tuan T. Maeda. Kami berdua merasa amat senang. Kami berunding betul-betul sampai mana boleh terus terang dan mana harus tinggal diam saja mengenai perumusan naskah proklamasi.
Karena pada waktu itu Belanda berusaha keras untuk mengecap Republik sebagai bikinan Jepang. Karena apa? Karena tanggalnya ditulis ‘05. ’05 artinya artinya tahun Jepang, bukan ’45. Biarpun pemeriksa berturut-turut empat hari menekan saya sampai akhirnya mengeluarkan air kencing berdarah, saya tetap tidak mengaku. Umur saya waktu itu hamper 36 tahun dan masih bisa tahan.

T: Siapa saja yang duduk di meja bundar ketika merumuskan naskah Proklamasi itu? 

J: (Sambil menggambarkan suasana di ruangan itu Nishijima berkisah). Di sini duduk Tuan Maeda, Tuan Sukarno, Tuan Hatta, Mr. Subarjo, saya sendiri, Tuan Yoshizumi, dan S. Miyoshi dari Angkatan Darat. Kami membicarakan bagaimana teks proklamasi. Pemuda ada di luar, antara lain Sukarni, Chairul Saleh dan yang lainnya. Pemuda meminta agar supaya teks itu bunyinya keras, artinya hebat. Padahal saya sendiri sebagai pihak Jepang, apalagi saya tahu sedikitnya international law bahwa jika pihak Jepang mengakui dan menyetujui teks itu, kita akan dimarahi oleh Sekutu. Jadi kata-kata itu harus dirumuskan. Sehingga ada perubahan-perubahan. Perubahan itu, tentang kata penyerahan, dikasihkan, atau diserahkan. Itu tidak bisa. Perebutan juga kita tidak mau mengakuinya. Sehingga di sini diadakan pemindahan kekuasaan. Sukarno sendiri menulis diselenggarakan. Pihak Indonesia tidak mengakui bahwa itu dicampuri oleh Jepang.

T: Apakah Pak Nishijima pernah menulis tentang peristiwa perumusan naskah Proklamasi itu?

J: Saya dan sudara Koichi Kishi sudah menerbitkan buku tentang pendudukan Jepang di Indonesia dalam bahasa Jepang berjudul Indonesia niokeru Nihon Gunsei no Kenkyu yang diterbitkan pada bulan Mei 1959. Soal perumusan juga tertera di dalam buku itu. Tidak kurang dari 100 tulisan ditambah televise BBC London dan NHK Tokyo yang menyiarkan keterlibatan saya dalam perumusan naskah Proklamasi.

T: Bagaimana pendapat Pak Nishijima tentang sikap pihak Indonesia yang tidak mengakui keterlibatan Jepang dalam penyusunan naskah Proklamasi itu?

J: Saya memahami perasaan pihak Indonesia bahwa soal proklamasi itu betul-betul peristiwa bersejarah. Jadi mereka tidak mau mengakui bahwa orang Jepang campur tangan dalam hal itu.

T: Bagaimana reaksi pemimpin-pemimpin Indonesia terhadap klarifikasi Pak Nishijima bahwa sebenarnya pihak Jepang mengambil bagian dalam perumusan Proklamasi itu?

J: Sampai sekarang saya tidak menerima “bantahan secara terbuka” dari pihak Indonesia, baik dari pelaku-pelaku maupun pemuda-pemuda atau pemimpin-pemimpin yang mengintip.

T: Apakah ada saksi lain yang dapat membenarkan keterangan Pak Nishijima itu?

J: Ada, Nyonya Satsuki Mishima, alamat 1-28-16, Bukomotomachi, Amagasaki-shi, telepon 064-31-2509. Dialah yang menyediakan makan sahur bagi Bung Karno dan Bung Hatta. Saya Tanya kepadanya tentang berapa orang Jepang duduk di meja bundar bersama-sama Bung Karno, Drs. Hatta dan Mr. 
Subarjo. Dia menjawab tegas bahwa ada Laksamana T. Maeda, T. Yoshizumi, S. Nishijima, dan S. Miyoshi dari Angkatan Darat.

T: Sejauh mana Pak Nishijima mengenal Bung Karno, Bung Hatta, Adam Malik, dan Ahmad Subarjo?

J: Saya mengenal Bung Karno dan Bung Hatta di Jakarta. Ketika itu pemuda begitu berkobar. Sehingga saya menjadi pengantara. Ketika itu saya sudah kenal baik sama Bung Karno dan Bung Hatta. Saya bersama-sama pergi ke Makassar pada masa perang. Jadi ketika itu saya terpaksa menjadi pengantara pemuda, Karni, dan Chairul Saleh. Bung Karno juga baik sekali sama saya. Adam Malik melihat saya sebagai saudara. Saya juga menganggap dia sebagai saudara. Dia bekas pejuang. Jadi saya menghargai betul.Mr. Subarjo adalah sahabat baik saya. Dia menulis surat kepada saya pada tanggal 18 Oktober 1954. Subarjo antara lain menulis, “Percayalah bahwa sampai mati saya tak akan lupa teman-teman di Jepang yang dengan hati suci dan sungguh-sungguh membantu kami dalam melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Hanya orang sedikit saja yang tahu menahu akan seluk-beluknya di sekitar Proklamasi. Dan, sudah barang biasa dalam sejarah dunia bahwa di belakang kejadian-kejadian yang sangat penting masih terbenam beberapa faktor-faktor yang tak diketahui oleh umum. Seperti dalam Proclamation of Independence daripada Amerika Serikat, baru saja belakangan hari ini diketahui bahwa bukan Thomas Jefferson yang merancangkannya, tetapi seorang bernama Thomas Paine yang menulis beberapa buku ilmu filsafat, seperti The Rights of Man. Baru 150 tahun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Amerika, orang mulai mengetahui bahwaThomas Paine itu yang merancangkan kata-kata Declaration of Independence itu.

Maka dari itu, penting sekali kalau orang-orang seperti Tuan yang tahu betul seluk-beluknya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menulis feitennya (faktanya, penulis). Terserah kepada historicus yang akan dating untuk menulis dengan cara obyektif dan perasaan tanggung jawab terhadap kebenaran, bagaimana terjadinya Proklamasi kita iti.”

Itu yang ditulis Subarjo. Adam Malik sendiri pernah mengatakan kepada saya, 22 Desember 1976 di Hotel Takanawa Prince, Tokyo, “Saya dengar dari Sdr. Sukarni almarhum bahwa Sdr. Nishijima ikut serta merumuskan naskah proklamasi, dan saya mengerti sikap saudara yang menutup hal itu terhadap Belanda untuk menolong Republik,” kata Adam Malik.

Bung Karno juga mengakui bahwa orang-orang Jepang secara pribadi tidak sedikit yang ikut berjuang bersama-sama bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Untuk menghargai jasa-jasa mereka, khususnya Ichiki Tatsuo dan Yoshizumi Tomegoro, pada tanggal 15 Februari 1958, ketika Bung Karno berada di Tokyo menyerahkan kepada saya teks sebuah prasasti untuk disimpan di biara Buddha Shei Shoji di Minatoku, Tokyo.

Terasa wawancara selama satu jam berlalu sangat cepat. Keinginan saya untuk menggali informasi lainnya terpaksa diurungkan, karena Pak Nishijima tampak kelelahan. Itulah sekelumit wawancara dengan Shigetada Nishijima. Mudah-mudahan harapan Nishijima dan Mr. Ahmad Subarjo tercapai, yaitu agar ada sejarawan yang menulis peristiwa penyusunan naskah Proklamasi sesuai fakta.

Basyral Hamidy Harahap
Sekretaris Yayasan Adam Malik

Perkumpulan Kipas Hitam di Indonesia




Setelah Jepang menyerah terhadap Sekutu pada 14 Agustus 1945, Departemen Propaganda (Sendenbu) di bawah pimpinan Hitoshi Shimizu berusaha melakukan perlawanan. Dia mendirikan perkumpulan rahasia Ular Hitam, berisi orang-orang Indo-Belanda bermarkas di Bogor; Chin Pan, menampung orang-orang Tionghoa; dan yang terpenting adalah Kipas Hitam.

“Kipas Hitam dibentuk untuk mempersiapkan orang-orang Indonesia melakukan perang kemerdekaan di bawah bimbingan Jepang,” tulis Joyce C. Lebra dalam Tentara Gemblengan Jepang.

Menurut Aiko Kurasawa dalam Mobilisasi dan Kontrol, Shimizu adalah seorang propagandis profesional yang memulai kariernya di China pada 1930-an. Dia kembali ke Jepang pada 1940 dan bergabung dengan Persatuan Pembantu Pemerintahan Kekaisaran (Taisei Yokusankai), organisasi massa bentukan pemerintah Jepang, yang kemudian menjadi model bagi Jawa Hokokai. Dia juga bergabung dengan Toa Remmei (Federasi Asia Timur).

Shimizu, sebagai dikutip Lebra, ingat, “Saya berafiliasi dengan Toa Remmei di masa lalu, dan saya punya gagasan untuk mengembangkannya di Indonesia sebuah gerakan spiritual populer yang mencerahkan, yang bisa disebut sebagai gerakan Asia.”

Shimizu sempat berhenti dan bekerja di Biro Penerangan Kabinet (Naikaku Johokyoku), hingga ditarik oleh Angkatan Darat ke-16 sebagai atase sipil yang bertugas militer dan bertanggungjawab atas propaganda di Indonesia. Di sinilah ide-idenya direalisasikan, dengan membentuk organisasi-organisasi massa yang akan dimobilisasi untuk memberi dukungan politik bagi kepentingan perang Jepang.

Shimizu dekat dengan orang-orang Indonesia, dari kalangan pemuda maupun tokoh nasional seperti Sukarno-Hatta. Dia memberikan rumah di Pegangsaan Timur 56 dan mobil limusin Buick –kelak menjadi mobil kepresidenan– untuk Sukarno. Menjelang proklamasi, dia membantu mencarikan kain merah putih untuk bahan Fatmawati membuat bendera.

Dia berperan dalam pembentukan organisasi massa yang menggerakkan dukungan politik bagi Jepang: Gerakan Tiga-A (Jepang Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia), Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Rakyat), dan Shuisintai (Barisan Pelopor).

Dia juga mendirikan Asrama Angkatan Muda di Menteng 31, yang menyediakan tempat bagi para pemuda untuk mendapatkan pendidikan politik. Pembentukan sejumlah perkumpulan rahasia menjadi salah satu upaya terakhirnya di tengah kekalahan perang Jepang.

Kipas Hitam bukanlah khas Indonesia. Menurut R-H. Barnes dalam Fransiskus/Usman Buang Duran: Catholic, Muslim, Comunist, Kipas Hitam bersama Banteng Hitam dan Naga Hitam merupakan bagian dari Perkumpulan Naga Hitam (Kokuryukai).
Perkumpulan Naga Hitam merupakan kelompok ultranasionalis paramiliter Jepang yang dibentuk pada 1901 oleh Ryohei Uchida. Perkumpulan ini menerbitkan jurnal dan menggelar sekolah pelatihan spionase, yang dikirim untuk mengumpulkan informasi dari Rusia, Manchuria, Korea, dan China. Selain itu, organisasi ini menekan para politisi Jepang agar mengadopsi kebijakan luar negeri yang kuat. Kokuryukai mendukung Pan-Asianisme.

“Para anggota Perkumpulan Naga Hitam melakukan aksi bersenjata, provokasi dan pembunuhan guna kepentingan rezim kekaisaran. Terutama saat penaklukan Manchuria (China), mereka melakukan pembunuhan dan propaganda yang aktif dan efektif,” tulis Peter Schumacher dalam Een Bende op Java.

Di Indonesia, suratkabar Persatoean mengindikasikan bahwa dana pembentukan Kipas Hitam berasal dari “fonds kemerdekaan” yang dikumpulkan Jepang selama pendudukan. Fonds ini dimaksudkan untuk kegiatan pemuda, pendidikan, dan bantuan bagi rakyat miskin. “Yang harus bertanggung jawab atas sebagian besar propaganda ini ialah Hitoshi Shimizu,” tulis Persatoean, 9 Mei 1946.

Tapi Shimizu tak bisa mengawal perkumpulan rahasianya. Dia keburu ditangkap Sekutu pada akhir 1945. Dia diinterogasi di Jakarta dan mengaku bertanggung jawab atas propaganda supaya penduduk membeci segala bangsa berkulit putih, terutama Belanda, “dan menyusun gerakan rahasia yang akan mampu bekerja atas kemauan sendiri, bila Jepang terpaksa menyerah sendiri, dia mendirikan Kipas Hitam,” tulis Soeloeh Ra’jat, 23 Agustus 1946.

Tanpa Shimizu, Kipas Hitam terus berjalan. Keberadaannya bahkan menarik perhatian banyak pemuda, dan juga Sutan Sjahrir. Dalam pamfletnya Perdjoengan Kita, Sjahrir menulis betapa perkumpulan rahasia Jepang, termasuk Kipas Hitam, mulai memberi pengaruh pada para pemuda. “Meskipun secara lahir para pemuda membenci Jepang, namun jiwa mereka telah terpengaruh oleh propaganda Jepang, sehingga tingkah laku dan cara berpikir mereka mencontoh Jepang. Ini terlihat dari kebencian mereka terhadap bangsa-bangsa asing, terutama Sekutu dan Belanda,” tulis Sjahrir.

Alih-alih melawan Sekutu, Kipas Hitam malah membuat kekacauan di sejumlah tempat. Di Bondowoso, misalnya, ditemukan selebaran dan pamflet, mengatasnamakan Kipas Hitam dan Pedang Samurai, yang berisi ancaman kepada polisi setempat. “Pedang Samurai yang selama perang hanya membuktikan kekejaman terhadap penduduk dan Kipas Hitam yang hanya mengacau dan merusak harus lenyap dari Indonesia,” tulis Pelita Rakjat, 2 Juli 1948.

Anggota Kipas Hitam pun harus berhadapan dengan para pemuda republiken. Soeara Rakjat, 1 Oktober 1945, memberitakan pemuda republiken menangkap 20 anggota Kipas Hitam di stasiun kereta api dan menyita sejumlah senjata. Penangkapan dilakukan oleh para pemuda kereta api, Barisan Pelopor, polisi, dan lain-lain. Pemuda kereta api juga menangkap empat anggota lainnya di sebuah terowongan kereta api dan menyita uang sebesar f.50.000.

Di Surabaya, dilakukan razia, terlebih tersiar kabar anggota Kipas Hitam membantu gerakan Dood alle Inlanders (bunuh semua bangsa Indonesia). Menurut Sutomo, para pemuda dan anak kampung sering memberhentikan mobil pembesar Jepang. Setelah berhenti, mereka memaksa penumpang turun, dan menginterogasi apakah kenal gerakan Kipas Hitam atau tidak. Jika tak kenal, mereka boleh melanjutkan perjalanan tapi dengan berjalan kaki. Mobil disita. “Alasan mencari kaki tangan Kipas Hitam terus digunakan oleh rakyat dan pemuda dalam usaha menambah jumlah kendaraan untuk Republik Indonesia,” kata Sutomo dalam Pertempuran 10 November 1945: Kesaksian dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah.

Gerakan Kipas Hitam perlahan memudar.

Di kemudian hari, Shimizu tetap menjalin kontak dengan Indonesia. Dia membentuk Asosiasi Kebudayaan Jepang-Indonesia dan, setelah tahun 1964, berusaha menghubungkan perkumpulan kebudayaannya dengan Lembaga Persahabatan Indonesia-Jepang, yang diketuai Ratna Sari Dewi sejak Mei 1964. Dia kembali mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh yang pernah dia kenal di zaman Jepang pada 1977, termasuk menemui Fatmawati.

Kisah Misteri Teman Khayalan




Pernah melihat anak-anak sering berbicara sendiri? Itulah saat mereka berimajinasi punya teman khayalan. Hal ini tampak wajar sebagai sesi tumbuh-kembang si anak.

Yang sering jadi persoalan, ketika berkembang cerita adanya teman khayalan yang sebenarnya sosok penuh misteri, hingga muncullah legenda urban seperti "Candy Man" dan lain-lain yang menunjukkan bahwa "teman" yang diajak bicara oleh si anak adalah sosok roh, atau hantu yang tidak bisa dilihat oleh orang dewasa.


Benar atau tidak tentu masih jadi misteri. Sama seperti kisah-kisah di bawah ini.

Teman khayalan itu sangat nyata sehingga terkadang harus mendapatkan tempat makan di meja, menggunakan sabuk pengaman di mobil dan diberikan kesempatan untuk berbicara pada pertemuan keluarga yang sama dengannya.

“Biasanya teman khayalan ini memiliki nama yang diciptakannya sendiri. Nama tersebut bisa diambil dari nama yang familiar. Teman khayalan mungkin saja dialami anak-anak untuk beberapa waktu,” terang Laura.

Terkadang teman khayalan pada anak, dapat bertindak sebagai orang yang disalahkan atau alter ego. Bisa juga anak menyalahkan temannya itu atas mainan yang hilang atau ketika dia mengatakan kata-kata yang dilarang.

“Yang perlu diingat, terkadang teman khayalan merupakan teman bermain yang menyenangkan,” tegas Laura.

Penelitian yang dilakukan oleh Marjorie Taylor dari Fakultas Psikologi University of Oregon dan Stephanie M. Carlson dari Fakultas Psikologi University of Washington menyimpulkan, dua dari tiga anak usia tujuh tahun pernah memiliki setidaknya satu teman khayalan.

Ternyata teman khayalan tidak hanya muncul pada anak usia 3-4 tahun, namun juga hingga anak-anak mencapai usia sekolah.


“Ketika kami memulai penelitian ini sekitar 10 tahun yang lalu, kami memperkirakan hanya sekitar satu dari tiga anak usia prasekolah yang memiliki teman khayalan,” ujar Taylor dalam artikelnya The Characteristics and Correlates of Fantasy in School-Age Children: Imaginary Companions, Impersonation, and Social Understanding.

Awalnya, tujuan penelitian yang dilakukan Taylor dan Carlson yaitu untuk mempelajari hingga beberapa tahun kemudian, bagaimana teman khayalan tersebut mempengaruhi kehidupan sang anak.

Anak-anak mengakui bahwa beberapa teman khayalan mereka kadang-kadang juga berlaku tidak baik dan mengganggu. Bahkan, memukul mereka atau tidak mau pergi ketika anak-anak tersebut sedang membaca. Cepat atau lambat, anak-anak menyadari bahwa teman-teman khayalannya tidak nyata.

Carlson menuturkan, beberapa anak yang ikut dalam penelitian sempat mengajaknya bicara secara pribadi dan berkata “Anda tahu bahwa ini hanya pura-pura kan?”.

Clinical Assistant Professor New York University, School of Medicine Anita Gurian PhD menjelaskan, untuk para orangtua yang melihat anaknya memiliki teman khayalan untuk memperhatikan lebih lanjut. Lihat intensitas dan durasi dari hubungan anak dengan teman khayalannya.

“Orangtua harus mulai khawatir jika anak-anak menghindari interaksi dengan anak-anak lain dan lebih memilih bermain dengan teman khayalannya. Kemungkinan, anak sedang mengalami tekanan psikologis,” kata Anita.

Orangtua juga harus waspada jika anak hanya terfokus pada kehadiran teman khayalannya tersebut. Orangtua dapat meminta bantuan dari konsultan professional untuk mengetahui apakah anak memiliki ketegangan pada alam bawah sadar.

“Secara umum, seorang teman khayalan adalah sebuah tanda anak sedang berhadapan dengan hal kompleks, ketika dia sedang berusaha berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Jangan merendahkan hubungan anak dengan teman khayalan tapi jangan terlalu terlibat,” saran Anita kepada para orangtua.

Rabu, 23 April 2014

Mengenal Eiichiro Oda : Sang Pencipta One Piece



Nama : Eiichiro Oda 
Panggilan : Odacchi, Eicchan
Lahir : Kumamoto, 1 Januari 1975 
Gol. Darah : A 
Tinggi : 172 cm 
Hobi : Main lego, bikin sketsa, memancing, nonton film 
Anime Fave : Nausica [menurutnya karya Miyazaki ini penuh emosi dan sangat menyentuh], Bike The Little Viking 
Manga Fave : Dragon Ball, Akazukin Chacha, Gag Manga Biyori 
Mangaka Fave : Akira Toriyama 
Film Fave : Seven Warriors, Young Guns, Nightmare Before Christmas 
Acara TV Fave : acara-acara komedi 
Sutradara Fave : Akira Kurosawa, Hayao Miyazaki, Tim Burton, Quentin Tarantino, Baz Luhrmann Artis Fave : Bryan Adams, Eminem, Izumi Katou, Brooke Benton 
Musik Fave : Musik Soul 
Makanan Fave : Daging, Keju yang dilelehkan 
Minuman Fave : Kopi

Dilahirkan tepat pada 1 Januari 1975 di Kumamoto, Odacchi sejak kecil sudah tertarik pada dunia gambar. Saat berusia 4 tahun, ia sudah menetapkan cita-citanya menjadi seorang mangaka karena menurutnya dengan begitu ia tidak perlu pergi ke kantor layaknya orang dewasa yang bekerja. Di waktu kecil, Odacchi mempunyai kehidupan yang relatif sama dengan anak-anak Jepang seusianya. Ia suka berburu serangga, membaca komik, dan bermain olahraga [terutama sepak bola]. Cuma ia tidak suka matematika [tapi sangat menyukai pelajaran kesenian] dan kecoa [sebenarnya benci laba-laba juga, tapi itu tidak masalah karena laba-laba memakan kecoa]. 
Ketika duduk di bangku SMP, Odacchi sangat bangga karena gambar karyanya berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan sketsa.  
Seperti diketahui, Odacchi telah memutuskan untuk menjadi seorang mangaka [walau alasannya di saat itu sangat tidak masuk akal^^;], tapi ia sangat setia pada cita-citanya. Bahkan ketika ditanya apakah ia mempunyai cita-cita yang lain, Odacchi dengan tersenyum hanya menjawab bahwa ia belum pernah memikirkannya. Tidak bisa diungkiri bahwa minat Odacchi memang terfokus pada gambar, hal ini terlihat dari kenyatan bahwa menggambar adalah pelajaran kesukaaannya.



Usia 17 

Saat itu Odacchi mulai berpikir untuk membuat manga sendiri. Pada tahun 1992, akhirnya Odacchi berhasil meraih gelar Silver Honors [Junn-Nyuusen] dalam ajang Tezuka Awards 44 melalui karyanya, Wanted!. Sebagai informasi saja, Tezuka Award adalah penghargaan yang cukup bergengsi. Disana para rencai bakat didampingi oleh para staff editor Jump [bulanan atau mingguan] berusaha mencari bintang-bintang baru berbakat. Pada penghargaan inilah, beberapa mangaka terkenal seperti Yoshihiro Togashi, Hiroyuki Takei, Daisuke Higuchi, Takeshi Obata, Masanori Morita, Ryu Fujisaki, dan Masakazu Katsura memulai debut mereka. 
Ada kejadian unik dibalik pembuatan Wanted!, yaitu 3 hari sebelum deadline penyerahan naskah, Odacchi mengalami kecelakaan mobil! Yang konyol, dalam perjalanan ke rumah sakit, hal pertama yang terpikir olehnya adalah bahwa hari itu ia harus mengembalikan kaset video yang dipinjamnya^^; Dokter memutuskan bahwa Odacchi harus diopname 1 hari. Dan selama di rumah sakit itulah ia berjuang mati-matian menyelesaikan Wanted! yang berlatar belakang dunia western. Dalam karya ini, Odacchi menggunakan pen name Getsuk ka Sui Moku Kin Do [Moon Fire Water Wood Gold Earth], yang bisa juga dibaca Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu. [Di jepang, kata Bulan Api Air Kayu Emas dan Tanah dipergunakan sebagai nama hari]. Setahun kemudian, karya pertamanya sebagai mangaka profesional berjudul Kami Kara Mirai No Present [Hadiah Dari Masa Depan Pemberian Sang Dewa] yang dimuat di majalah Jump Original edisi Oktober 1993. Menurut Odacchi, karyanya ini terwujud karena sudah lama ia ingin membuat manga dengan tema takdir dan menggambar adegan kehancuran. Namun ditekankannya lagi bawa itu bukan berarti dia ingin menghancurkan dirinya sendiri, walau ia mengaku menyesal karena harus meninggalkan pekerjaan part-time nya. Pada tahun yang sama, Odacchi juga meraih Gold Honors dalam ajang Hoop Step Award [kontes pencarian bakat yang diadakan Weekly Jump setiap bulan -- kini namanya berubah menjadi Tenkai Icchi Manga Awards] untuk karyanya yang berjudul Ikki Yako [Perjalanan Malam Seorang Setan].
 
Odacchi mulai menerima surat dari fans, suatu hal yang membuatnya sangat senang. Di tahun ini juga ia meninggalkan kuliahnya di jurusan Arsitektur, tapi hal ini bukan masalah baginya, apalagi karena ia merasa bahwa ia akan mendapatkan masalah pada waktu ujian. Ia lalu berangkat ke Tokyo dimana ia mulai bekerja sebagai asisten dari 3 orang mangaka senior, yaitu Kaitani Shinobu [Midoriyama Police Gank], Masaya Tokuhiro [Jungle No Ouja Tar-chan, Mizu NO Tomodachi Kapparman], dan Watsuki Nobuhiro [Rurouni Kenshin]. Dari mereka Odacchi belajar banyak hal seperti pentingnya kekontrasan ketebalan garis, dan teknik-teknik yang menarik dalam permainan efek di dalam karyanya. Selama Bekerja sebagai asisten Watsuki-sensei, Odacchi bertemu dengan 3 asisten lain yang kemudian menjadi sahabat karibnya, yaitu Takei Hiroyuki [Shaman King], Ginga Shin [meninggal pada Agustus 2008, salah satu karyanya adalah Shounen Tantei Q], dan Mikio Itou [Normandy Himitsu Kurabu]. Mereka berempat dijuluki Watsuki-gumi [Geng Watsuki]. Bahkan di One Piece volume 13 muncul foto Odacchi bersama Takei-sensei saat sedang melancong bersama. Selama masa menjadi asisten ini Odacchi mengeluarkan 2 buah karya, yaitu Monsters [dimuat di Akamaru Jump edisi spesial musim gugur 1994] dan versi pertama dari Romance Dawn yang merupakan prototype dari One Piece [dimuat di Akamaru Jump edisi spesial musim panas 1996]. Beberapa bulan kemudian akhirnya dia berhasil menembus Weekly Jump dengan Romance Dawn versi kedua yang muncul di edisi 41 tahun 1996. Inilah wal dari One Piece yang pertama kali muncul di Weekly Shounen Jump volume 34 tahun 1997. Dari sini, nama Romance Dawn diubah menjadi One Piece. Sedangkan untuk versi ke 3 dari Romance Dawn muncul di buku One Piece RED : Grand Characters.




Idola dan Insripasinya 
Odacchi adalah fans berat Akira Toriyama. Baginya, Toriyama-sensei bukan sekedar mangaka, namun seorang DEWA! Odacchi pertama kali mengenal karya Toriyama-sensei lewat Dragon Ball, dan salah satu karatket yang paling disukainya adalah Rantan. Ia sangat suka dengan penggambaran otot pada Dragon Ball [walau Toriyama-sensei sendiri sadar bahwa penggambarannya jauh dari realita, tapi itu idak masalah bagi Odacchi]. Odacchi juga menyukai penggambaran mecha yang sering muncul dalam karya Toriyama-sensei. Mungkin juga gara-gara inilah Odacchi jadi mempunyai minat pada robot. 
Akira Toriyama


Sebenarnya Odacchi sendiri juga menggemari karya-karya Disney, namun baginya Toriyama-sensei adalah yang terbaik. Pengaruh karakter Disney ditambilkan Odacchi lewat karakter monster laut yang mengakibatkan Shanks kehilangan sebelah sebelah lengannya. Kalau diperhatikan, bukankah karakter itu mirip dengan monster belut yang muncul di Little Mermaid? Menurut Odacchi, Dragon Ball adalah anime-manga yang telah mencakup keseluruhan hal yang dapat membuat seorang anak begitu gembira. karena itulah ia mengambil unsur dasar karya itu saat menciptakan One Piece.  
Tapi selain karya-karya Toriyama-sensei, karya lain seperti Kinnikuman atau Hokuto No Ken juga menjadi favoritnya. Yang pasti ia menyukai judul-judul yang sangat akrab dengan semangat seorang laki-laki [dan sepertinya semangat ini yang juga ingin ia sampaikan dalam arya-karyanya]. Selain itu, sebuah animasi di jaman ia kecil berjudul Bike The Little Viking juga menorehkan sebuah kesan mendalam bagi Odacchi. Kehidupan para Viking yang akrab dengan kehidupan para bajak laut menginspirasi Odacchi selama bertahun-tahun. Bahkan hingga kini, Odacchi selalu mengkoleksi mainan Lego dengan tema bajak laut. Tapi bila ditanya tentang bajak laut idolanya, Odacchi pasti akan menjawab bahwa orang itu adalah Edward Teach. Melihat kondisi itu tidaklah heran bahwa dalam One Piece, Teach ia munculkan kembali dengan menambahkan inisial D di tengah namanya, yaitu Marshall D.Teach, sang Kurohige. Dalam One Piece, mereka yang memiliki inisial D di dalam namanya adalah karakter yang sangat penting. 

 Bajak Laut Marshall D.Teach sedang berhadapan dengan Monkey D. luffy


Tentang One Piece
Berbicara tentang One Piece, terntana penamaan "One Piece" adalah sebuah rahasia kecil milik Odacchi. Sayangnya karena terlalu rahasia, ia tidak mau menceritakan kepada kita. Dalam One Piece sendiri, Gaimon [inget kan? itu loh, kakek tua pendek yang badan na 'masuk' ke dalem benda sejenis peti harta karun] adalah tokoh yang paling berkesan bagi Odacchi. Hal ini terjadi karena Odacchi sendiri bingung dari mana ide gila itu berasal. Dalam mendesain karakter-karakter One Piece sendiri Odacchi punya sebuah trik untuk membangun karakter yang tepat sifatnya, yaitu dengan bertanaya kepada dirinya pada saat ia menggambar karakter tersebut. "Apa yang dikatakan oleh karakter ini?". Kata-kata awal inilah yang akan membantu Odacchi membangun karakternya. Selain itu, dia juga sadar bahwa ia harus selalu menempatkan dirinya di posisi pembaca untuk encari tahu cerita seperti apakan yang harus ia buat, yaitu cerita yang disukai pembaca.  
Tantang pengembangan One Piece sendiri, Odacchi berkata bahwa dia tidak akan pernah memberikan kemampuan kepada Luffy dkk untuk terbang bebas mengarungi angkasa, sebab hal ini akan mengurangi keindahan berpetualang melalui jalur laui itu sendiri. Untuk TOTAL KRU yang dimiliki Luffy sendiri, Odacchi berpikir bahwa 10 adalah angka yangpaling tepat. Tapi hingga kini, ia masih belum benar-benar menentukan.  
Jika bisa memilih satu buah iblis, Odacchi akan memilih buah Bara-bara[Bara-bara no mi]. Dan ketika ditanya tentang apa yang akan ia gunakan bila ia memiliki mesin waktu, dengan sigap Odacchi akan menjawab bahwa ia harus mengunjungi para dinosaurus, samurai, dan para robot. Bicara tentang robot, Odacchi mengatakan bahwa ia ingin sekali membuat sebuah cerita bertemakan robot. Menarik juga..
Bila melihat cover depan dari setiap chapter One Piece, dengan sangat mudah kita akan menemukan bahwa Odacchi seringkali memasukan gambar binatang ke dalam cover tersebut. Dari situ kita dapat mengetahui bahwa Odacchi menyukai binatang. Tapi ketika ditanya binatang apakah yang ingin ia pelihara, ia memilih burung unta. Unik sekali, bukan? 
Ruang Kerja Eiichiro Oda dan Para Assisten
Meja Kerja Oda-sensei

Bila ditanya tentang yang paling disukai Odacchi dari kehidupannya, adalah pada saat ia mampu membuat manga yang sangat menarik [dan itu adalah obat pelepas stress yang terbaik yang ia sarankan]. Dan pada saat menerima surat dari pembaca berisikan ucapan terima kasih. 


Penutup 
Menurut para asistennya, Odacchi mempunyai sebuah kebiasaan buruk, yaitu ia suka menjulurkan lidahnya saat berkonsentrasi. Di sisi lain, ketika ditanya tentang syarat untuk menjadi asistennya, Odacchi dengan santai menjawab "Keberuntungan yang Besar".  

Ketika diminta untuk menyebutkan sebuah kata yang mewakili dirinya, Odacchi memilih kata Wonderfull. Dan dalam 30 tahun ke depan, dia ingin menjadi apa? "Sesuatu yang mengagumkan". Sesuatu yang mengagumkan itulah kata yang paling tepat untuk mewakili mangaka ini. 

Tambahan
Berikut adalah cuplikan sesi tanya jawab dengan pengarang One Piece, Eiichiro Oda yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yang sempat dipublikasikan, dan mengindikasikan sebuah akhir yang dahsyat dari serial manga One Piece; paling tidak begitu kata (janji) pengarangnya.
Penanya: Banyak orang yang menanti-nantikan apa yang akan terjadi selanjutnya di cerita One Piece, apa ada yang bisa anda sampaikan kepada mereka ? 
ODA: Satu hal yang membuatku termotivasi untuk meneruskan manga One Piece ini adalah karena aku ingin menggambar chapter terakhir. Chapter terakhir akan luar biasa !! Aku membayangkan sebuah cerita akhir yang akan membuat cerita perang di Marineford (markas besar marinir) bagaikan tak ada artinya !!  
Penanya : Benarkah ?!  
ODA: Cerita ketika di markas besar marinir sesungguhnya bagiku bagaikan persinggahan belaka. Dan sejujurnya aku tak mengharapkannya sepopuler ini jadinya. Jadi (jika cerita di markas marinir yang tak diharapkan sepopuler ini bisa sangat populer bagi banyak orang), aku tak bisa membayangkan bagaimana pembaca akan menanggapi cerita di bagian akhir nantinya. Tapi hal yang aku pikir menarik akan ada di chapter terakhir. Sampai datangnya waktu itu, aku mengharapkan para fans    tetap setia padaku.  Melihat percakapan dengan Eiichiro Oda di atas, saya jamin pastinya semua pembaca setia atau fans One Piece akan semakin penasaran akan seperti apa kehebatan dan kedahsyatan cerita akhir manga One Piece ini nantinya (catatan : informasi ini diambil dari apforums).